Sabtu, 29 Oktober 2011

Pembacaan Hadits Ba'da Shubuh 29102011


Berangkat Lebih Awal dari Muzdalifah
 bagi Orang-orang yang Lemah
 
 
719.    Bersumber dari Ibnu Abbas ra, berkata : "Rasulullah SAW mengutusku dalam rombongan orang-orang yang lemah !. Untuk berangkat dari Muzdalifah pada malam hari mendahului para jamaah".
(Muslim 4/77)
 
 
720.    Bersumber dari Salim bin Abdullah mengatakan bahwa Abdullah bin Umar ra, memberangkatkan kelompoknya  yang lemah-lemah lebih awal dari jamaah yang lain. Lalu, mereka berhenti di Masy'aril Haram di Muzdalifah pada malam hari. Mereka berzikir kepada Allah menurut kemampuan mereka, lalu mereka berangkat sebelum imam berhenti dan sebelum imam berangkat. Sebagian mereka ada yang mendahului aku untuk shalat Shubuh dan sebagian yang lain ada yang datang sesudah itu. Setelah mereka datang maka mereka melempar jumrah. Ibnu Umar mengatakan : "Rasulllah SAW memberikan keringanan kepada mereka"
            (Muslim 4/78)
 
 
 

 
Ringkasan Shahih Muslim®

Pembacaan Hadits Ba'da Shubuh 28102011


Shalat Shubuh Pada Akhir Malam (Sebelum Waktunya)
 di Muzdalifah
 
 
716.    Bersumber dari Abdullah bin Mas'ud ra berkata, "Aku tidak melihat Rasulullah SAW melakukan shalat melainkan pada waktunya, kecuali Shalat Maghrib dan Isya' dengan jamak, dan Shalat Shubuh pada hari tersebut (ketika ber-malam di Muzdalifah) sebelum waktunya".
(Muslim 4/76)
 
 
 
Berangkat Pada Malam Hari Mendahului Para Jamaah
 bagi Wanita yang Lemah
 
717.    Bersumber dari dari 'Aisyah ra., berkata, "Saudah minta izin kepada Rasulullah SAW di malam Muzdalifah untuk berangkat mendahului beliau dan mendahului rombongan orang banyak (Saudah adalah wanita yang lemah). Maka, Rasulullah mengizinkan Saudah, lalu Saudah keluar mendahului keberangkatan Rasulullah. Sedangkan, kami tetap bertahan sampai pagi, lalu kami berangkat bersama keberangkatan Rasulullah. Seandainya aku minta izin kapada Rasulullah SAW, sebagaimana Saudah lalu aku berangkat dengan izin beliau, adalah lebih aku senangi daripada aku berangkat bersama beliau".
            (Muslim 4/76)
 
 
 
Berangkat Lebih Awal dari Muzdalifah Bagi Wanita
 
718.    Bersumber dari Abdullah, budak Asma', ia berkata : "Asma' bertanya kepada-ku ketika ketika dia berada di penginapan Muzdalifah, 'Apakah bulan telah hilang ?'. Aku menjawab, 'Belum'. Asma' kemudian shalat sejenak, lalu bertanya lagi, 'Hai anakku ! 'Apakah bulan telah hilang ?' Aku menjawab, 'Sudah'. Kata Asma', 'Ayo berangkat denganku !'. Kamipun berangkat hingga Asma' melempar Jumrah. Kemudian Asma' shalat di tempatnya, lalu aku katakan kepadanya, 'Aduh, kita terlalu awal, masih belum pagi'. Asma' menjawab, 'Anakku, jangan begitu !. Sesungguhnya Nabi SAW mengizinkan kepada para wanita (untuk berangkat lebih awal)' ".
            (Muslim 4/77)
 
 
 
 
Ringkasan Shahih Muslim®

Jumat, 28 Oktober 2011

Pmbacaan Hadits Ba'da Maghrib 27102011


YANG  KEKAL  HANYALAH  AMALAN
 
Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a katanya : Rasulullah SAW bersabda : Tiga perkara yang akan mengikuti mayat dan dua darinya akan pulang. Hanya satu saja  yang akan bersamanya dalam kubur. Perkara tersebut ialah : kaum kerabat, harta benda dan amalannya. Semua kaum kerabat dan harta bendanya akan pulang, manakala yang kekal bersamanya ialah amalannya.  (HR. Bukhari)
Syarah/Penjelasan :
            Dari tiga perkara yaitu : kaum kerabat, harta benda dan amalan. Dua diantaranya yaitu kaum kerabat dan harta benda akan ditinggal sewaktu seorang manusia meninggal dunia. Sedangkan yang akan dia bawa hanya amal perbuatan dia sewaktu dia hidup, apakah itu perbuatan baik ataupun perbuatan buruk. Banyak diantara manusia yang tidak menyadari seperti hal tersebut diatas. Dia hanya sibuk menumpuk harta kekayaannya, setiap hari yang dia pikirkan bagaimana mendapatkan harta sebanyak mungkin. Sehingga dia lupa untuk berbuat bak, selain itu dia sangat mementingkan keluarganya, memang mementingkan keluarga adalah hal yang baik. Tapi ketika kepentingan keluarga lebih diutamakan sehingga membuat dia berbuat hal-hal yang buruk, ini yang salah. Harta dan keluarga tidak akan bisa menemani manusia, ketika manusia meninggal dunia. Hanya amal perbuatan yang menemani. Untuk itu hendaklah seorang Muslim lebih mengu-tamakan untuk melakukan amal-amal shaleh agar mendapatkan surga yang penuh kenikmatan.
            "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, bagi mereka surga-surga yang penuh kenikmatan".  (QS. Lukman [31] : 8)
 
 
INDEKS Hadits & Syarah®

Kamis, 27 Oktober 2011

Pembacaan Hadits Ba'da Shubuh 27102011

Berangkat dari Arafah dan Shalat di Muzdalifah
 
712.    Bersumber dari Kuraib mengatakan bahwa dia bertanya kepada Usamah bin Zaid ra, "Apa yang kau lakukan saat kau di bonceng oleh Rasulullah SAW pada petang hari Arafah ?". Usamah menjawab . "Kami datang kecelah bukit yang disitu banyak orang berhenti untuk melakukan Shalat Maghrib. Maka Rasulullah SAW menghentikan ontanya kemudian beliau buang air kecil (Usamah tidak menceritakan apakah Rasulullah menuangkan air). Kemudian beliau meminta wadah berisi air, lalu beliau berwudhu secukupnya. Maka, aku tanyakan 'Ya Rasulullah ! Apakah kita shalat Maghrib sekarang ?'. Beliau menjawab, 'Kita shalat didepan sana saja (nanti saja)'. Beliau kemudian naik kendaraan hingga kami tiba di Muzdalifah, lalu beliau melakukan shalat Maghrib. Setelah itu orang-orang berhenti ditempat mereka masin-masing dan mereka tidaklah istirahat (tidur) hingga mereka melakukan shalat Isya'. Setelah shalat Isya', mereka beristirahat (tidur)". Aku tanyakan, "Apa yang kamu tanyakan setelah pagi ?". Usamah menjawab, "Rasulullah membonceng Fadhal bin Abbas, sedangkan aku berjalan kaki dan ditengah-tengah orang Quraisy dengan saling mendahului".
(Muslim 4/74)
 
 
Cara Berjalan Ketika Berangkat dari Arafah
 
713.    Bersumber dari Urwah berkata, "Usamah ditanya, sedangkan aku menyak-sikannya (atau Urwah mengatakan : Aku bertanya kepada Zaid) karena dia dibonceng oleh Rasulullah SAW dari Arafah, 'Bagaimana cara berjalan Rasulullah ketika berangkat dari Arafah ?'. Usamah menjawab, 'Beliau berjalan dengan cepat. Apabila beliau mendapatkan tempat yang lapang (tidak terjal), maka beliau berhenti sejenak (beristirahat)'".
            (Muslim 4/74)
 
 
Shalat Maghrib dan Isya' di Muzdalifah
 
714.    Bersumber dari Ibnu Umar ra mengatakan bahwa Rasulullah SAW menjamak shalat Maghrib dabn Isya' tanpa disela oleh shalat lainnya (di Muzdalifah). Beliau melakukan shalat Maghrib tiga rakaat, dan shalat Isya' dua rakaat. Abdullah bin Umar juga menjamak shalat seperti itu sampai dia meninggal.
 
Shalat Maghrib dan Isya' di Muzdalifah
dengan Satu Kali Iqamat
 
715.    Bersumber dari Sa'id bin Jubair ra mengatakan bahwa mereka berangkat bersama Ibnu Umar sehingga mereka menjamak shalat. Ibnu Umar menjamak Shalat Maghrib dan Isya' bersama mereka dengan sekali Iqamat. Setelah shalat dia berpaling lalu mengatakan, "Demikian Rasulullah SAW mengerjakan shalat bersama kami di tempat ini".
            (Muslim 4/75)
 
Ringkasan Shahih Muslim®

Pembacaan Hadits Ba'da Maghrib 26102011


KEHIDUPAN YANG  KEKAL ABADI ADALAH AKHIRAT
 
Diriwayatkan dari Sahl bin Sa'ad  r.a katanya : Rasulullah SAW telah mendatangi kami ketika kami sedang menggali parit dan memunggah pasir dengan memikulnya, lalu Rasulullah SAW bersabda : Ya Allah! Tidak ada kehidupan yan kekal sama sekali kecuali kehidupan di Akhirat, karena itu ampunilah orang-orang Muhajirin dan Anshar.  (HR. Bukhari)
Syarah/Penjelasan :
            Kehidupan akhirat yang kekal harus dipersiapkan secara maksimal, dengan cara menghindarkan perbuatan-perbuatan dosa dan mengerjakan amal-amal shaleh. Karena dengan jalan seperti itulah pintu surga akan terbuka lebar untuk kita. Tapi biasanya sebagai manusia kita tidak bisa luput dari kesalahan dan berbuat dosa. Kalau sudah pernah melakukan perbuatan maksiat yang membuat kita men-dulang dosa maka secepatnya kita bertobat. Dengan begitu kita akan merasakan kekekalan diakhirat dengan penuh kenikmatan seperti yang sudah dijanjikan Allah SWT.
            Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, Maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang disisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya ?.  (QS. Al-Qashash [28] : 60).
            Ayat diatas memberikan memberikan peringatan, bahwa banyak diantara manusia yang tidak memahami pentingnya kehidupan akhirat yang kekal. Mereka lebih suka dengan kenikmatan duniawi yang sementara. Padahal kehidupan akhirat lebih nikmat dan kekal selamanya.
 
 
INDEKS Hadits & Syarah®