Jumat, 16 Desember 2011

Pembacaan Hadits Ba'da Maghrib 15122011


ORANG YANG DIHERANKAN OLEH ALLAH
 
Sesungguhnya Allah SWT merasa heran kepada seseorang yang meminta, tetapi tidak meminta surga, dan kepada seseorang yang memberi tetapi bukan memberi karena mengharapkan pahala Allah, serta kepada seseorang yang meminta perlin-dungan tetapi bukan meminta perlindungan dari (azab) neraka.
(Riwayat  Al-Khathib melalui Ibnu Umar r.a)
           
Syarah/Penjelasan :
            Tiada suatu nikmat pun yang melebihi nikmat surga, kalaupun semua bentuk kenikmatan dunia disatukan maka tidak akan mampu menandingi kenikmatan surga, karena itu amatlah mengherankan jika ada seseorang meminta kepada Allah selain dari surga. Dari keterangan hadits diatas menunjukkan bahwa kita sebagai seorang yang beriman diperintahkan untuk meminta kita dimasukkan kedalam surganya Allah. Kalau kita tidak meminta dimasukkan kedalam surga maka kita tidak akan mendaptkannya, dan kita termasuk orang-orang yang sombong. Kemudian hadits di atas juga menjelaskan kalau ada diantara kita yang memberi tapi bukan karena Allah maka akan sia-sia, ketika kita memberikan apapun kepada orang lain harus kita niatkan karena Allah, bukan karena mengharap pamrih dari orang lain. Sebagai contoh orang bersedekah, tapi sedekahnya itu ia niatkan bukan karena mengha-rapkan pahala dari Allah, maka sudah barang tentu tidak akan diterima oleh Allah, padahal pahala di sisi Allah jauh lebih besar dan lebih kekal daripada imbalan  dari manusia. Selanjutnya hadits diatas menjelaskan tiada suatu siksaan pun yang pedihnya melebihi siksaan neraka, maka sungguh aneh jika ada seseorang meminta perlindungan kepada Allah bukan dari azab neraka. Demikian pula halnya orang yang bersedekah, jika sedekahnya itu ia niatkan bukan karena mengharapkan pahala dari Allah, maka sudah barang tentu tidak akan diterima oleh Allah, padahal pahala di sisi Allah jauh lebih besar dan lebih kekal daripada imbalan dari selain Allah.
 
 
INDEKS Hadits & Syarah®

Pembacaan Hadits Ba'da Shubuh 15122011


Berburu dengan Mi'radh dan Menyebut Nama Allah
Ketika Melepas Anjing Pemburu
 
 
1241.  Adi bin Hatim ra., menyatakan bahwa ia menanyakan kepada Rasulullah tentang berburu dengan mi'radh(*), lalu beliau menjawab, "Apabila terkena ujungnya yang tajam, maka makanlah. Dan, apabila terkena bagiannya yang tidak tajam lalu hewan tersebut mati berarti hewan tersebut mati terpukul, maka janganlah kamu makan". Adi menanyakan kepada Rasulullah tentang berburu dengan anjing, lalu beliau bersabda, "Apabila kamu melepas anjingmu dengan menyebut nama Allah, maka makanlah hasil buruanmu. Jika anjingmu makan hewan buruan tersebut, maka janganlah kamu mema-kannya, karena anjing itu hanya berburu untuk dirinya sendiri". Adi bertanya lagi, "Bagaimana jika saya dapati anjing lain selain anjing saya, sedangkan saya tidak tahu yang mana dari kedua anjing itu yang menangkap buruan ?". Beliau bersabda, "Janganlah kau makan hasil buruan itu, karena kau mem-baca Basmallah hanya atas anjingmu, bukan yang lain".
 
 
(*)         Yaitu :   tongkat dengan ujungnya terdapat besi digunakan untuk melempar
             binatang buruan atau bisa juga tidak ada besinya (tombak).
 
 
Ringkasan Shahih Muslim®

Pembacaan Hadits Ba'da Isya 14122011


KEMATIAN
 
Anjuran agar Senantiasa Mengingat Kematian
Dan Memperbanyak Amal Saleh.
 
          Syariat Islam menganjurkan agar selalu mengingat kematian dan memper-siapkan diri untuk menyambut dengan amal saleh.  Islam juga memandang bahwa mengingat kematian merupakan bagian dari jalan kebaikan.
 
            Ibnu Umar berkata aku mendatangi Rasulullah dan aku termasuk orang yang kesepuluh yang menghadap beliau. Setelah itu, salah seorang dari kalangan Anshar berdiri lalu bertanya kepada Rasulullah, "Wahai nabi Allah, siapakah orang yang paling cerdas dan pandai ?". Rasulullah menjawab, "Yaitu orang yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling banyak mempersiapkan  diri untuk mengha-dapinya. Merekalah orang-orang yan cerdas". Ibnu Umar juga meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah bersabda, "Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan !". Kedua hadits diatas diriwayatkan oleh Imam Thabrani, dengan sanad hasan.
 
            Dari Ibnu Abbas ra., dari Rasulullah SAW, beliau bersabda terkait dengan firman Allah, "Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam".
(Al - An'am [6] :125)
Para sahabat bertanya, apakah hal yang sedemikian itu ada tandanya, sehingga kami dapat mengetahuinya ?. Rasulullah menjawab, "Yaitu kembali menuju kehi-dupan yang abadi dari kehidupan yang (penuh dengan) tipuan dan mempersiapkan kematian sebelum ia datang menjemput". (HR. Ibnu Jarir)
Hadits ini memiliki jalur yang mursal dan muttasil, dimana antara yang satu dengan yang lain saling menguatkan.
 
 
Fiqih Sunnah®

Pembacaan Hadits Ba'da Maghrib 14122011


MENYINGKIRKAN GANGGUAN DARI JALAN
 
Barang siapa menyingkirkan gangguan dari jalan kaum Muslimin, niscaya dituliskan baginya satu kebaikan dan barang siapa diterima satu amal kebaikannya, niscaya ia masuk surga.
(Riwayat  Bukhari melalui Ma'qal Ibnu Yasar)
           
Syarah/Penjelasan :
            Menjauhkan gangguan atau sesuatu yang mengganggu kaum Muslimin dari jalan yang biasa mereka lalui termasuk salah satu cabang dari iman. Barang siapa yang melakukannya, maka dicatatkan baginya suatu pahala kebaikan, yakni amal-nya diterima, niscaya ia masuk surga.
            Dengan begitu menyingkirkan gangguan dari jalan yang biasa dilalui oleh kaum Muslimin dapat membukakan pintu surga untuk kita. Tidak susah bukan me-nyingkirkan gangguan dari jalan, sambil jalan kita ambil kemudian kita buang benda yang mengganggu tersebut. Anggap saja sebagai sedekah kita kepada saudara-saudara kita yang biasa melewati jalan tersebut, coba kita bayangkan seandainya ketika kita sedang melewati jalan kemudian kita tidak sadar ada duri, kemudian kita tertusuk, sakit bukan ?. Makanya ketika kita sadar ada duri atau sejenisnya di jalan kita harus buang.
 
 
INDEKS Hadits & Syarah®
 
 

Pembacaan Hadits Ba'da Shubuh 14122011


Berburu dengan Panah dan Membaca
Basmallah Ketika Memanah
 
 
1239.  Adi bin Hatim ra., mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, "Apabila kamu melepas anjing pemburumu, maka sebutlah nama Allah. Lalu, bila dia me-nangkap hewan buruan untukmu, jika hewan buruan tersebut kamu temukan masih hidup, maka sembelihlah. Dan jika kamu temukan telah dibunuh oleh anjingmu tanpa dimakannya, maka makanlah. Apabila ada anjing lain yang menyertai anjingmu dan hewan buruan tersebut kamu temukan telah terbu-nuh, maka janganlah kamu memakannya, karena kamu tidak tahu apakah anjingmu ataukah anjing lain tersebut yang membunuhnya. Apabila kamu membidikkan panah, maka sebutlah nama Allah. Jika hewan yang telah kau panah itu baru kau temukan kemudian setelah satu hari sedangkan ditubuh-nya tidak ada luka lain kecuali bekas terkena panah maka makanlah, jika kamu suka. Apabila kamu menemukannya tenggelam di dalam air, maka janganlah kau makan".
 
 
 
 
Berburu dengan Panah atau dengan Anjing
Terlatih dan Tidak Terlatih
 
 
1240.  Abu Tsa'labah al-Khusyani ra., mengatakan bahwa ia mendatangi Rasulullah, lalu berkata, "Ya Rasulullah, kami tinggal di daerah ahli Kitab, kami makan dengan menggunakan piring (bejana) mereka, dan pencaharian di daerah tersebut adalah berburu. Saya berburu dengan panah, dengan anjing yang terlatih, juga dengan anjing yang tidak terlatih. Jelaskan kepada saya yang mana, yang halal bagi kami ?". Rasulullah menjawab, "Apa yang kau sebutkan mengenai tinggalmu di daerah ahli Kitab dan kamu makan dengan menggunakan piring mereka, selama kamu bisa  menemukan piring lain, maka janganlah kamu makan dengan menggunakan piring mereka. Jika tidak bisa, maka cucilah piring tersebut, dan gunakan untuk makan. Apa yang disebutkan mengenai pencaharian berburu, hewan buruan yang kau tangkap dengan panahmu, maka sebutlah dengan nama Allah ketika kau melepas anak panah, lalu makanlah hasil buruanmu. Hewan buruan yang kau tangkap dengan anjingmu yang terlatih, sebutlah nama Allah ketika kamu melepas-kannya, lalu makanlah hasil buruanmu. Hewan buruan yang kau tangkap dengan anjigmu yang tidak terlatih, jika kau dapati masih hidup maka sembelihlah, lalu makanlah".
 
 
Ringkasan Shahih Muslim®