Jumat, 28 September 2012

Pembacaan Hadits Ba'da Shubuh 28092012

Anjuran Mengerjakan Shalat Dua Raka'at
Bila Masuk Masjid
 
248.   Bersumber dari Abu Qatadah ra., ia menceritakan, 'Aku masuk masjid, sementara Rasulullah SAW sedang duduk di tengah jamaah. Kemudian aku segera duduk. Ketika itu juga Rasulullah SAW bertanya, "Faktor apakah yang menghalangimu untuk shalat dua raka'at sebelum kamu duduk?". Aku jawab, 'Wahai Rasulullah, aku melihatmu tengah duduk dan para jamaah pun duduk'. Kemudian beliau SAW bersabda, "Apabila seorang di antara kalian masuk masjid, maka janganlah duduk sebelum shalat dua raka'at".
(Muslim II : 155)
 
Setelah Adzan Dilarang Keluar Masjid
 
249.   Berasal dari Abu Sya'tsa', ia berkata. 'Kami pernah duduk-duduk di masjid bersama Abu Hurairah ra. Lalu seorang muadzdzin mengumandangkan adzan, lantas berdirilah seseorang di masjid lalu berjalan. Abu Hurairah memperhatikan sampai ia keluar masjid. Kemudian Abu Hurairah bersabda, 'Adapun orang ini, sungguh ia telah durhaka kepada Abul Qasim SAW''.
(Muslim II : 125)
                       
Kaffarah Meludah di Masjid
 
250.   Bersumber dari Anas bin Malik ra, ia mengatakan, 'Rasulullah SAW bersabda, "Meludah di masjid adalah satu kesalahan, dan kaffarahnya adalah menimbunnya (dengan pasir)[1]".
(Muslim II : 77)
 
[1].          Pada waktu itu lantai Masjid Nabawi masih berupa pasir/tanah.
Ringkasan Shahih Muslim®

Kamis, 27 September 2012

Pembacaan Hadits Ba'da Isya' 15092012

MEMERINTAHKAN  YANG  MA'RUF  DAN
MENCEGAH  YANG  MUNKAR
 
( lanjutan................
Allah Ta'ala berfirman,
 
Dan katakanlah, "Kebenaran datangnya dari Rabbmu; maka baranghsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapayang ingin (kafir) biarlah ia kafir ". (QS. Al-Kahfi : 29)
 
"Maka sampaikanlah olehmu segala apa yang diperintahkan (kepadamu)"
(QS. Al-Hijr : 94)
 
"Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik". (QS. Al-A'raaf : 165)
 
            Ayat-ayat tentang bab ini begitu banyak sudah maklum.
 
PENJELASAN
 
            Penulis Rahimahullah berkata dengan mengambil beberapa ayat diantaranya,
 
Dan katakanlah, "Kebenaran datangnya dari Rabbmu; maka baranghsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapayang ingin (kafir) biarlah ia kafir ". (QS. Al-Kahfi : 29)
 
            Al-Haq (kenaran), adalah dari Allah Ta'ala, dari Tuhan yang menciptakan makhluk, yang memiliki kebenaran dalam mewajibkan kepada hamba-Nya berdasarkan apa yang Dia kehendaki. Kebenaran datang dari-Nya, maka wajib kita untuk menerimanya.
 
            Firman Allah Ta'ala, " ..... Siapa yang mau, maka silahkan ia beriman, dan siapa yang amu silahkan ia kafir". Kalimat ini bukanlah untuk pilihan, manusia diberikan pilihan, jika ia mau maka ia akan beriman atau jika ia mau maka ia kafir. Tetapi ayat ini menunjukkan ancaman, dalil tentang ini terdapat pada akhir ayat pada firman-Nya, " .... Sesungguhnya kami telah sediakan bagi orang yang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka, dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek". Barang siapa yang mau, maka berimanlah dan baginya pahala yang melimpah, dan barangsiapa yang mau, maka kafirlah, baginya azab yang pedih, dan termasuh dari orang yang zalim, sebagaimana firman Allah  Ta'ala, "Dan orang-orang kafir itu adalah mereka yang berbuat kezaliman", dalam ayat ini terdapat ancaman bagi orang yang tidak beriman kepada Allah Ta'ala. Kebenaran itu jelas dan nyata, dibawa oleh Muhammad SAW dari Tuhan semesta alam. Siapa yang diberi petunjuk, maka ia mendapatkan taufik – kita memohon hidayah kepada Allah untuk kita – dan barangsiapa yang tersesat – Naudzu Billah – maka ia telah merugi. Allah tempat meminta pertolongan.
 
            Kemudian penulis Rahimahullah berkata pada apa yang beliau sebutkan dari ayat-ayat yang menunjukkan kewajiban memerintahkan kebaikan dan melarang dari kemunkaran, beliau Rahimahullah menambahkannya dengan firman Allah Ta'ala,
 
"Maka sampaikanlah olehmu segala apa yang yang diperintahkan (kepadamu), dan berpalinglah dari orang-orang musyrik". (QS. Al-Hijr : 94)
 
( berlanjut ................
SyarahRiyadhus Shalihin®
           

Pembacaan Hadits Ba'da Maghrib 15092012

Menangisi  Mayat
 
(lanjutan ...........................
            Semua hadits di atas diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Sementara pengertian hadits tersebut adalah bahwasanya orang yang meninggal dunia merasakan sakit atas ratapan keluarganya. Sebab, pada hakikatnya orang yang sudah meninggal dunia dapat mendengar tangisan keluarganya dan mengetahui perbuatan yang mereka lakukan.
 
            Haidts di atas bukan berarti bahwa orang yang meninggal dunia akan disiksa sebab dosa tangisan keluarganya, karena seseorang tidak akan menanggung dosa orang lain.
 
            Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa Abu Hurairah berkata,
 
"Sesungguhnya amal kalian akan ditampakkan pada keluarga kalian yang sudah meninggal dunia. Jika mereka melihat perbuatan yang baik, mereka akan bahagia. Dan jika mereka melihat perbuatan yang buruk, mereka merasa sedih dan gelisah".
 
            Imam Ahmad dan Tirmidzi meriwayatkan dari Anas ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
 
"Sesungguhnya perbuatan kalian akan ditampakkan kepada keluarga dan kerabat kalian yang sudah meninggal dunia, Jika perbuatan itu baik, maka mereka amat berbahagia, dan jika perbuatan itu tidak baik, mereka berkata, 'Ya Allah, janganlah Engkau mencabut nyawanya sampai Engkau memberinya hidayah sebagaimana Engaku telah memberi hidayah kepada kami".
 
            Nu'man bin Basyir berkata, ketika Abdullah bin Ruwahah dalam keadaan pingsan, saudaranya yang bernama Umrah menangis dengan ratapan. Setelah sadar, Abdullah bin Ruwahah berkata kepada saudaranya, 'tidak ada yang kamu ucapkan kecuali apa yang yang telah dikatakan kepadaku. Apakah benar seperti itu?'. HR. Bukhari
           
Fiqih Sunnah®

Pembacaan Hadits Ba'da Shubuh 15092012

Larangan Mengerjakan Shalat
Sesudah Shalat  'Ashar dan Shubuh
 
218.    Bersumber dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW pernah melarang (kita) dari mengerjakan shalat sesudah shalat 'ashar hingga matahari terbenam, dan (melarang) dari mengerjakan shalat sesudah shalat shubuh sampai terbit matahari.
(Muslim II : 208)
 
Ringkasan Shahih Muslim®
 

Selasa, 25 September 2012

Pembacaan Hadits Ba'da Isya' 14092012

MEMERINTAHKAN  YANG  MA'RUF  DAN
MENCEGAH  YANG  MUNKAR
 
( lanjutan................
Penulis Rahimahullah juga menyebutkan ayat ini,
 
"Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Isaril dengan lisan Daud dan 'Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas".
(QS. Al-Maaidah : 78)
 
            Laknat yaitu terlempar dan terusir dari rahmat Allah – Na'udzu Billah – dan ini tidak berhak atas seseorang, kecuali jika ia melakukan dosa besar.
 
Bani Israil, mereka adalah keturunan Ya'kub bin Ishak bin Ibrahim, Israil adalah gelar untuk Ya'kub bin Ishak bin Ibrahim. Ibrahim memiliki dua orang putera, Ismail dan Ishak. Ismail adalah anak tertua yang diperintahkan Allah untuk disembelih, kemudian Allah menganugerahi mereka dengan membatalkan perintah itu dan menggantinya dengan sembelihan yang agung. Adapun Ishak adalah putra kedua dari Ibrahim Alaihissalam dari istrinya, adapun Ismail adalah putra beliau dari selirnya; Hajar. Bani Israil adalah keturunan dari Ya'kub bin Ishak, Allah banyak mengutus para rasul dari mereka, dan di antara mereka ada juga yang melampaui batas dengan membunuh para nabi tanpa hak – Na'udzu Billah - .
 
Mereka juga kaum yang tidak melarang kemunkaran yang dilakukan sebagian mereka, bahkan melihat sebagian mereka melakukan kemunkaran, namun tidak mencegahnya. Kisah tentang desa yang terletak di tepi pantai sangat terkenal dan diketahui dalam Al-Qur'an Al-Karim, merekalah kaum Yahudi, Allah mengharamkan bagi mereka mengambil ikan di laut pada hari Sabtu, padahal ikan pada hari itu begitu banyaknya sehingga tampak di permukaan air, pada hari yang lain ikan tidak begitu banyak bahkan tidak datang, kejadian ini berlalu dalam masa yang begitu lama, kemudian mereka berkata, "Kita harus membuat hilah (rekayasa), bagaimana kita dapat mengambil ikan pada hari Sabtu". Akhirnya mereka melakukan hal tersebut. Di antara mereka ada yang memberi nasehat dan melarang dari kemunkaran tersebut, ada yang diam tidak mau memberi peringatan, ada juga kaum yang melakukan hal tersebut. Kemudian Allah mengazab mereka, sebagaimana firman-Nya,
 
"Jadilah kamu kera yang hina". (QS. Al-Baqarah : 65)
 
Jadilah mereka  - Na'udzu Billah – seekor kera, bani Adam berubah menjadi kera yang hina dan terhinakan. Dalilnya, bahwa di antara mereka ada kaum yang tidak menasehati dan tidak menegakkan apa-apa yang diwajibkan atas mereka, yaitu melarang kemunkaran, maka jadilah mereka kelompok yang dilaknat. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta'ala,
 
"Dengan lisan Daud dan 'Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas". (QS. Al-Maa'idah : 78)
 
            Nabi Daud datang jauh setelah Musa, Isa bin Maryam juga demikian, dua nabi ini melaknat orang-orang yang tidak mencegah kemunkaran yang mereka lakukan, bahkan diceritakan bahwa keduanya menetapkan hal itu. Maka jadilah orang-orang yang tidak mencegah kemunkaran termasuk dari orang yang dilaknat oleh Allah, Na'udzu Billah.
 
            Dalam ayat ini terdapat dalil yang menunjukkan wajibnya mencegah kemunkaran, sedangkan meninggalkan kewajiban tersebut dapat menyebabkan kita terlaknat dan terusir dari rahmat Allah.
           
( berlanjut ................
SyarahRiyadhus Shalihin®