Kamis, 25 Oktober 2012

Pembacaan Hadits Ba'da Shubuh 25102012

Mengucapkan Shalawat Kepada Nabi SAW
 
309.   Bersumber dari Abu Mas'ud al-Anshari ra, ia mengatakan, "Ketika kami sedang duduk-duduk di rumah Sa'ad bin 'Ubadah, datanglah Rasulullah SAW kepada kami. Lalu Basyir bin Sa'ad bertanya kepada beliau SAW, 'Ya Rasulullah, Allah ('Azza wa Jalla)[1]  telah memerintahkan kami agar kami mengucapkan shalawat kepadamu. Lalu bagaimana cara kami bershalawat kepadamu?'  Kemudian Rasulullah SAW terdiam, hingga kami mengira beliau SAW tidak mau menjawabnya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Hendaklah kalian mengucapkan, 'ALLAAHUMMA SHALLI 'ALAA MUHAMMAD WA'ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA SHALLAITA 'ALAA AALI IBRAAHIIM, WA BAARIK 'ALAA MUHAMMAD WA 'ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA BAARAKTA 'ALAA AALI IBRAAHIIMA FIL'AALAMIINA INNAKA HAMIIDUN MAJIID ('Ya Allah, berikanlah rahmat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah mengucurkan rahmat kepada keluarga Ibrahim; dan berikanlah barakah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah mengucurkan barakah kepada keluarga Ibrahim, (lestarikanlah hal itu) di seluruh alam, sesungguhnya Engaku adalah Dzat Yang Maha Terpuji Lagi Maha Agung!' Dan (ucapkan) salam sebagaimana yang telah kalian ketahui !'".
(Muslim II : 16)
 
Ringkasan Shahih Muslim®

Pembacaan Hadits Ba'da Isya' 24102012

HARAMNYA KEZHALIMAN DAN PERINTAH
UNTUK MENGEMBALIKAN HAK-HAK
ORANG YANG TERZHALIMI
 
( lanjutan ...................................
208.    Dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhu ia berkata, "Kami berbicara tentang haji Wada', dan Nabi ada di antara kami, dan kami tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan haji wada', sampai kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memuji Allah, kemudian menyebutkan Al-Masih Ad-Dajjal, dan memperpanjang ceritanya, menyebutkannya, dan beliau bersabda, "Tidaklah Allah mengutus seorang nabi kecuali ia memberikan peringatan tentang Ad-Dajjal kepada umatnya, Nuh dan nabi-nabi setelahnya memberikan peringatan tentangnya kepada kaumnya. Sesungguhnya jika ia keluar kepada kalian, maka tidak ada yang tersamar bagi kalian dari perilakunya, ia juga tidak samar atas kalian, karena Tuhan kalian tidak buta, dan dia itu buta mata kanannya, seakan-akan matanya seperti buah anggur yang berputar-putar. Ketahuilah sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian pertumpahkan darah kalian, harta kalian seperti haramnya hari kalian ini, di negeri kalian ini, di bulan kalian ini, bukankah aku sudah menyampaikannya?. Mereka berkata, "Ya", Beliau bersabda, "Ya Allah saksikanlah (sebanyak tiga kali) celakalah kalian, atau terhinalah kalian, ingatlah oleh kalian, "Jangan kalian kembali setelahku kepada kekafiran, kalian saling memukul leher kalian".
            (HR.  Al-Bukhari, dan Muslim meriwayatkan sebagiannya)76
           
PENJELASAN
           
Penulis Rahimahullah berkata dalam riwayat yang dinukilnya dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma, ia berkata, kami berkata ketika Rasulullah masih hidup, "Apa haji wada'?". Haji wada' adalah haji yang dilaksanakan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pada tahun ke sepuluh hijriyah, beliau pada saat itu mengungkapkan perpisahannya kepada manusia, beliau bersabda, "Barangkali aku tidak bertemu kalian lagi setelah tahun ini". Dan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tidaklah melaksanakan haji setelah hijrah kecuali hanya satu kali saja. Disebutkan bahwa sesungguhnya sebelum hijrah beliau sudah melaksanakan haji dua kali, akan tetapi yang zhahir Wallahu 'alam, bahwa beliau banyak berhaji, karean beliau berada di kota Mekah. Pada satu musim, beliau keluar mengajak orang-orang dan kabilah-kabilah kepada agama Allah Ta'ala, maka dikecualikan bahwa beliau keluar tetapi tidak melakukan haji. Yang terpenting bagi kita adalah bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam melaksanakan haji pada akhir umurnya yaitu pada tahun kesepuluh Hijriyah. Beliau tidak melaksanakan haji sebelum itu setelah hijrahnya. Yang demikian itu karena kota Mekah masih berada di tangan orang-orang Quraisy sampai tahun kedelapan Hijriyah kemudian Nabi menaklukkannya pada bulan Ramadhan tahun kedelapan Hijriyah. Setelah itu beliau keluar menuju kota Thaif, selanjutnya beliau memerangi kaum Thaif dan terjadilah perang Thaif yang terkenal itu. Beliau lalu kembali dan singgah di Al-Ji'ranah. Kemudian beliau melakukan umrah pada malam harinya, tidak banyak orang-orang mengetahui beliau, setelah itu beliau kembali ke kota Madinah yaitu pada tahun kedelapan Hijriyah.
 
Pada tahun kesembilan Hijriyah, banyak duta-duta yang datang pada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dari setiap pelosok, maka beliau tetap berada di Kota Madinah untuk menyambut para duta sehingga tidak memberatkan mereka untuk mencarinya. Jadi, ketika para duta ini datang ke Kota Madinah mereka langsung menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan tidak lelah untuk mencari beliau ke kiri dan ke kanan. Jadi beliau tidak berhaji pada tahun kesembilan ini, karena beliau menemui duta-duta tersebut, ini dari satu sisi. Dari sisi yang lain, masih pada tahun kesembilan, orang-orang kafir berhaji bersama kaum muslimin, karena mereka tidak dilarang masuk ke kota Mekah. Setelah itu, baru mereka dilarang masuk ke kota Mekah. Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya,
 
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini".
 
(QS. At-Taubah : 28)
 
Muadzin Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengumumkan bahwa tidak dibolehkannya orang-orang musyrik berhaji sesudah tahun ini, orang-orang musyrik tidak boleh thawaf di Ka'bah dalam keadaan telanjang. Pemimpin orang-orang pada saat haji itu – maksud sya haji tahun kesembilan – adalah Abu Bakar Radhiyallahu Anhu, kemudian Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mengikutkannya dengan Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu pada tahun kesepuluh. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mengumumkan bahwa beliau akan akan menunaikan haji, maka seketika itu juga datanglah orang-orang dari Madinah jumlahnya mencapai seratus ribu, sedangkan, sedangkan orang-orang muslim secara keseluruhannya mencapai jumlah seratus dua puluh empat ribu. Yakni sedikit sekali orang-orang muslim yang tidak mengikuti haji bersama Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam yang disebut dengan Haji Wada', karena dalam haji tersebut Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mengucapkan salam perpisahan kepada umatnya dengan ucapannya, "Barangkali aku tidak akan bertemu kalian lagi setelah tahun ini". demikianlah kejadiannya, beliau wafat sekembalinya ke Madinah pada bulan Rabiul Awwal yakni setelah beliau melaksanakan hajinya tersebut. Beliau melewati bulan Muharram, Safar dan dua belas hari bulan Rabiul Awwal.
( berlanjut ......................................
 
[76].        Shahih Al-Bukhari dalam berbagai tempaty di antaranya, (4402, 4403) dan shahih Muslim
(66 secara ringkas) dan (169) hadits semisal.
 
SyarahRiyadhus Shalihin®

Pembacaan Hadits Ba'da Maghrib 24102012

Menyalati Jenazah
 
( lanjutan ..................................
 
Lafal bacaan shalawat kepada Rasulullah SAW
dan waktu membacanya
 
Untuk bacaan shalawat, apapun bentuk dan lafalnya diperbolehkan. Jika seseorang membaca shalawat sebagaimana berikut, Allaahumma Shalli 'alaa Muhammad  itupun sudah cukup. Namun akan lebih baik kalau mengikuti contoh yang diajarkan Rasulullah SAW., yaitu :
 
Allaahumma shalli 'alaa Muhammad wa'alaa aali Muhammad kamaa shallaita 'alaa Ibraahiim wa'alaa aali Ibraahiim wa baarik 'alaa Muhammad wa'aala aali Muhammad kamaa baarakta 'alaa Ibraahiim  wa'alaa aali Ibraahiim fil'aalamiina innaka hamiidum-majiid.,
 
            Secara umum, shalawat kepada Rasulullah SAW., dibaca setelah takbir yang kedua, meskipun tidak ada dasar yang menyatakan hal yang sedemikian.
 
( berlanjut ..................................
 
Fiqih Sunnah®
           

Rabu, 24 Oktober 2012

Pembacaan Hadits Ba'da Shubuh 24102012

Boleh  Mengutuk  Syetan  dan  Berlindung  Darinya
Pada  Saat  Shalat
 
308.   Bersumber dari Abu Darda' ra, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bangkit, lalu aku mendengar beliau bersabda, 'Aku berlindung kepada Allah darimu'. Kemudian beliau melanjutkan sabdanya, "Aku mengutukmu dengan kutukan Allah". tiga kali. Sementara itu beliau menjulurkan tangannya seakan-akan beliau hendak mengambil sesuatu. Ketika beliau selesai shalat, Aku bertanya, 'Ya Rasulullah, tadi aku mendengar engkau mengatakan sesuatu dalam shalat yang sebelumnya engkau sama sekali tidak pernah mengatakannya?. Bahkan aku melihat engkau sempat menjulurkan tanganmu. Kenapa?' Rasulullah SAW menjawab, "Sesungguhnya musuh Allah, Iblis, datang dengan membawa abu dari neraka yang dia lemparkan ke wajahku. Oleh karena itu, aku mengucapkan 'A'UDZU BILLAAHI MINKA',(tiga kali). Kemudian aku mengatakan, 'Aku mengutukmu dengan kutukan Allah secara penuh'. Sebanyak tiga kali. Kemudian aku bermaksud hendak mengusirnya. Wallahi, seandainya tidak ada doa saudara kita, Sulaiman, niscaya Iblis itu akan leluasa dapat mempermainkan anak-anak penduduk Madinah'"
(Muslim II : 73)
 
Ringkasan Shahih Muslim®
 

Pembacaan Hadits Ba'da Isya' 23102012

HARAMNYA KEZHALIMAN DAN PERINTAH
UNTUK MENGEMBALIKAN HAK-HAK
ORANG YANG TERZHALIMI
 
( lanjutan ...................................
207.    Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Akan ditunaikan hak-hak kepada pemiliknya pada hari kiamat sampai digiring kambing yang tidak bertanduk kepada kambing yang bertanduk (untuk membalas haknya)".
            (HR Muslim)75
           
PENJELASAN
           
Penulis Rahimahullah berkata dalam riwayat yang dinukilnya dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Akan ditunaikan hak-hak kepada pemiliknya pada hari kiamat sampai digiring kambing yang tidak bertanduk kepada kambing yang bertanduk  (untuk membalas haknya)".
 
Dalam hadits ini Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersumpah, beliau adalah orang yang jujur lagi dipercaya dengan tanpa menggunakan lafazh sumpah, beliau bersumpah bahwa hak-hak akan ditunaikan kepada pemiliknya pada hari kiamat, tidak ada satu hak pun yang disia-siakan. Hak Anda yang tidak ditunaikan di dunia, akan ditunaikan di akhirat nanti, sampai kambing yang tidak bertanduk pun akan di tunaikan qishasnya dari kambing yang bertanduk. Lafazh Al-Jalhaa adalah kambing yang tidak bertanduk dan Al-Qarnaa adalah kambing yang memiliki tanduk. Biasanya jika kambing yang bertanduk itu menyeruduk kambing yang tidak punya tanduk, hal itu sangatlah menyakitinya, maka jika telah datang hari kiamat, Allah akan menyelesaikan antara keduanya, kambing yang bertanduk akan diqishas dari yang tidak bertanduk, ini adalah binatang yang tidak berakal dan tidak punya pemahaman, namun Allah Ta'ala menghukumi dan mengadilinya, Allah ingin memperlihatkan kepada hamba-Nya akan kesempurnaan keadilan-Nya sampai pada binatang sekali pun, maka bagaimana dengan bani Adam?!.
 
( berlanjut ......................................
 
[75].        Shahih Muslim (2582)
 
SyarahRiyadhus Shalihin®