EMPAT PERKARA YANG MULIA
Ada empat perkara, barang siapa diberi empat perkara itu, berarti ia benar-benar telah diberi kebaikan dunia dan akhirat, yaitu : lisan yang selalu berzikir (kepada Allah), kalbu yang selalu bersyukur (kepada-Nya), tubuh yang sabar dalam mengha-dapi cobaan, dan seorang istri yang mau dinikahinya bukan lantaran takut celaka atau mengharapkan hartanya.
(Riwayat Thabrani melalui Ibnu Abbas r.a)
Syarah/Penjelasan :
Barangsiapa yang dianugerahi lisan yang gemar berzikir kepada Allah, hati yang selalu bersyukur kepada-Nya, tubuh yang sabar dalam menanggung musibah, dan istri yang benar-benar setia kepadanya, bukan karena ia takut kepadanya dan bukan pula karena menginginkan hartanya, maka orang tersebut benar-benar telah memperoleh kebaikan dunia dan akhirat, itu semua adalah kebaikan yang membuat kita bahagia.
Bagaimana tidak, setiap saat lisan kita punya kita gunakan untuk berzikir kepada Allah dengan menyebut nama-Nya, Bertasbih (Subhanallah), Bertahmid (Alhamdulillah), dan Bertakbir (Allahu Akbar) serta lafadz zikir lainnya. Dengan digunakannya lisan kita untuk berzikir maka lisan kita akan terjaga dari perbuatan dosa. Sedangkan kalbu yang selalu bersyukur akan membuat kita selalu merasa bahagia dan puas karena salah satu kunci kebahagiaan ialah bersyukur, dengan bersyukur kita tidak akan pernah merasa kekurangan.
Adapun tubuh yang selalu sabar dalam menghadapi cobaan adalah cerminan ketegaran hidup. Cobaan hidup pasti akan kita rasakan, yang terpenting agar kita tidak merasa tersiksa adalah kita bersabar dalam menghadapi cobaan. Sedangkan perkara terakhir, seorang istri yang mau dinikahi bukan dengan motivasi harta adalah simbol ketulusan seorang wanita, karena harta itu hanya perhiasan sementara.
EMPAT SIFAT YANG DAPAT MENYELAMATKAN
Ada empat perkara yang pemiliknya tidak akan ditimpa oleh keburukan kecuali dengan cara yang mengherankan, yaitu : diam, hal ini merupakan permulaan beribadah, tawadhu' (berendah diri), Berzikir kepada Allah dan sedikit sesuatumya. (Riwayat Thabrani melalui Anas r.a)
Syarah/Penjelasan :
Hadis diatas menerangkan tentang sifar-sifat yang membawa seseorang kepada kesengsaraan, kemudian dalam hadis ini dijelaskan sifat-sifat yang dapat menyelamatkan seseorang. Bilamana seseorang mempunyai keempat sifat berikut, niscaya, ia tidak akan tertimpa keburukan kecuali dengan cara yang mengherankan. Diam dikatakan permulaan ibadah karena seseorang yang beribadah hanya boleh melakukan pekerjaan berdasarkan perintah; apabila tidak ada perintah, maka ia harus diam, sedangkan yang dimaksud dengan sedikit sesuatunya ialah ia rela dengan rezeki yang sedikit. Sedagkan tawadhu', ialah tindakan rendah diri, seorang yang tawadhu' dia tidak akan pernah sombong kepada orang lain, karena kesom-bongan hanya akan melahirkan iri hati, dan rasa benci dari orang lain. Sebanyak apapun harta yang kita punya dan ilmu yang kita miliki tetaplah kita tawadhu'. Karena apapun yang kita punya pada hakekatnya adalah milik Allah SWT. Adapun berzikir merupakan salah satu kewajiban umat Islam, zikir adalah refleksi dari rasa sukur atas segala nikmat yang sudah diberikan Allah SWT kepada kita.
INDEKS Hadits & Syarah®