Kamis, 01 Desember 2011

Pembacaan Hadits Ba'da Maghrib 28112011


EMPAT  PERKARA  YANG  MULIA

Ada empat perkara, barang siapa diberi empat perkara itu, berarti ia benar-benar telah diberi kebaikan dunia dan akhirat, yaitu : lisan yang selalu berzikir (kepada Allah), kalbu yang selalu bersyukur (kepada-Nya), tubuh yang sabar dalam mengha-dapi cobaan, dan seorang istri yang mau dinikahinya bukan lantaran takut celaka atau mengharapkan hartanya.
(Riwayat  Thabrani melalui Ibnu Abbas r.a)
Syarah/Penjelasan :
            Barangsiapa yang dianugerahi lisan yang gemar berzikir kepada Allah, hati yang selalu bersyukur kepada-Nya, tubuh yang sabar dalam menanggung musibah, dan istri yang benar-benar setia kepadanya, bukan karena ia takut kepadanya dan bukan pula karena menginginkan hartanya, maka orang tersebut benar-benar telah memperoleh kebaikan dunia dan akhirat, itu semua adalah kebaikan yang membuat kita bahagia.
            Bagaimana tidak, setiap saat lisan kita punya kita gunakan untuk berzikir kepada Allah dengan menyebut nama-Nya, Bertasbih (Subhanallah), Bertahmid (Alhamdulillah), dan Bertakbir (Allahu Akbar) serta lafadz zikir lainnya. Dengan digunakannya lisan kita untuk berzikir maka lisan kita akan terjaga dari perbuatan dosa. Sedangkan kalbu yang selalu bersyukur akan membuat kita selalu merasa bahagia dan puas karena salah satu kunci kebahagiaan ialah bersyukur, dengan bersyukur kita tidak akan pernah merasa kekurangan.
 Adapun tubuh yang selalu sabar dalam menghadapi cobaan adalah cerminan ketegaran hidup. Cobaan hidup pasti akan kita rasakan, yang terpenting agar kita tidak merasa tersiksa adalah kita bersabar dalam menghadapi cobaan. Sedangkan perkara terakhir, seorang istri yang mau dinikahi bukan dengan motivasi harta adalah simbol ketulusan seorang wanita, karena harta itu hanya perhiasan sementara.
 
EMPAT  SIFAT  YANG  DAPAT  MENYELAMATKAN
Ada empat perkara yang pemiliknya tidak akan ditimpa oleh keburukan kecuali dengan cara yang mengherankan, yaitu : diam, hal ini merupakan permulaan beribadah, tawadhu' (berendah diri), Berzikir kepada Allah dan sedikit sesuatumya. (Riwayat Thabrani melalui Anas r.a)
 
Syarah/Penjelasan :
            Hadis diatas menerangkan tentang sifar-sifat yang membawa seseorang kepada kesengsaraan, kemudian dalam hadis ini dijelaskan sifat-sifat yang dapat menyelamatkan seseorang. Bilamana seseorang mempunyai keempat sifat berikut, niscaya, ia tidak akan tertimpa keburukan kecuali dengan cara yang mengherankan. Diam dikatakan permulaan ibadah karena seseorang yang beribadah hanya boleh melakukan pekerjaan berdasarkan perintah; apabila tidak ada perintah, maka ia harus diam, sedangkan yang dimaksud dengan sedikit sesuatunya ialah ia rela dengan  rezeki yang sedikit. Sedagkan tawadhu', ialah tindakan rendah diri, seorang yang tawadhu' dia tidak akan pernah sombong kepada orang lain, karena kesom-bongan hanya akan melahirkan iri hati, dan rasa benci dari orang lain. Sebanyak apapun harta yang kita punya dan ilmu yang kita miliki tetaplah kita tawadhu'. Karena apapun yang kita punya pada hakekatnya adalah milik Allah SWT. Adapun berzikir merupakan salah satu kewajiban umat Islam, zikir adalah refleksi dari rasa sukur atas segala nikmat yang sudah diberikan Allah SWT kepada kita.
 
 INDEKS Hadits & Syarah®

Rabu, 30 November 2011

Pembacaan Hadits Ba'da Shubuh 28112011


Memusnahkan Berhala di Sekeliling Ka'bah
 
 
1183.  Berasal dari Abdullah bin Mas'ud ra, ia menuturkan, "Nabi SAW memasuki Makkah, sementara diseputar Ka'bah ada 360 berhala. Kemudian beliau menikam berhala itu dengan tongkatnya yang ada ditangannya sembari bersabda, 'Telah datang kebenaran dan lenyaplah kebathilan; karena sesungguhnya kebathilan pasti akan lenyap'. 'Yang benar telah datang dan yang bathil tidak akan muncul lagi'".  (Muhammad bin Yahya) bin Abi Umar menambahkan . "....Pada hari penaklukan kota Makkah"
            (Muslim V : 173)

 
Setelah Penaklukan Kota Makkah, Orang Quraisy Tidak
 Lagi Boleh Dibunuh dengan Cara Dicincang
 
1184.  Bersumber dari Abdullah bin Muthi', dari ayahnya (yaitu Muthi') ra, ia me-nyatakan, "Aku pernah mendengar Nabi SAW bersabda pada hari penaklukkan kota Makkah, 'Orang Quraisy tidak boleh di bunuh dengan cara di cincang setelah hari ini hingga hari kiamat'".
            (Muslim V : 173)
 
 
 
 
Ringkasan Shahih Muslim®

Pembacaan Hadits Ba'da Isya 27112011


Membesuk  Orang  Muslim  terhadap Orang Kafir
 
          Orang Muslim dianjurkan membesuk orang yang sedang sakit meskipun ia kafir. Imam Bukhari berkata dalam Shahih Bukhari, bab "Menjenguk Orang Musyrik". Diriwayatkan dari Anas ra, bahwasanya ada seorang anak Yahudi yang menjadi pelayan Rasulullah. Suatu ketika, ia sakit. Rasulullah pun membesuknya dan berkata kepadanya, "Masuklah kedalam Islam, mauklah kedalam Islam".
(HR. Abu Daud)
            Said bin Musayyab meriwayatkan hadits yang bersumber dari ayahnya, "Ketika Abu Thalib dalam keadaan sakratul maut, Rasulullah datang membesuknya".
 
 
Membesuk  Orang  yang  Sakit  Mata
 
          Abu daud meriwayatkan dari Zaid bin Arqam, ia berkata, Rasulullah membesukku ketika mataku sakit.  (HR. Abu Daud)
 
 
Meminta Doa kepada Orang Sakit
 
          Ibnu Majah meriwayatkan dari Umar ra. Ia berkata, Rasulullah bersabda, "Apabila kamu membesuk orang yang sedang sakit, maka mintalah kepadanya agar ia mendoakan mu, karena doanya bagaikan doa Malaikat".  (HR. Ibnu Majah)
 
Dalam kitab Majma' Zawaid, Haitsami berkata, sanad hadits ini shahih dan perawinya dapat dipercaya. Hanya saja hadits ini munqathi'
 
 
 
Fiqih Sunnah®

Pembacaan Hadits Ba'da Maghrib 27112011


DILARANG  MENARIK  KEMBALI PEMBERIAN

Orang yang menarik kembali pemberiannya sama dengan orang yang menelan muntahnya.  (Riwayat Bukhari dan Muslim melalui Ibnu Mas'ud r.a.)
Syarah/Penjelasan :
            Apabila kamu telah memberikan sesuatu barang kepada orang lain, janganlah kamu mencabutnya kembali. Hal itu merupakan sikap yang tercela, sama halnya dengan orang yang memakan kembali apa yang telah dimuntahkan dari perutnya. Itulah gambaran yang disebutkan Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya. Tindakan mengambil kembali pemberian adalah tindakan yang amat jelek. Nabi mengiba-ratkannya dengan menelan muntah sendiri. Sungguh menjijikkan bukan ?. Semua benda yang sudah diberikan terlarang untuk diambil atau diminta kembali, kalaupun kita sangat memerlukan benda tersebut. Karena benda yang sudah kita berikan bukan lagi milik kita, benda tersebut sudah berganti pemilik. Kalaupun anda butuh akan benda yang sudah anda berikan maka anda harus meminjamnya, bukan meminta apalagi mengambilnya kembali.
 
DILARANG MENGUSIR SESEORANG DARI
TEMPAT DUDUKNYA
Nabi SAW melarang mengusir sesorang dari tempat duduknya lalu mendu-dukkan orang lain di tempatnya. (Riwayat Bukhari)
Syarah/Penjelasan :
            Tidak boleh seseorang menyuruh saudaranya bangkit dari tempat duduknya, lalu ia mempersilahkan orang lain untuk duduk di tempatnya, melainkan ia harus mencarikan tempat yang belum terisi lalu mempersilahkannya duduk. Hadis ini menceritakan tentang etika dan sopan santun dalam duduk di suatu majelis.
Itulah ajaran Islam, sangat mengutamakan etika. Sampai-sampai cara duduk pun diatur dengan dengan begitu indah. Karena memang ajaran Islam mengatur segala hal. Baik itu tatacara ibadah kepada Allah atau tatacara berhububgan dengan alam dan sesama manusia. Coba anda bayangkan kalau anda sedang duduk disuatu tempat kemudian ada orang lain datang kemudian anda diminta bangun dari tempat duduk anda oleh teman anda selanjutnya orang yang baru datang sendiri di-minta untuk duduk ditempat yang tadi anda duduki. Anda akan tersinggung bukan ?. Makanya Nabi Muhammad SAW melarang tidakan demikian.
 
 INDEKS Hadits & Syarah®