PUASA SUNNAH
(........................ lanjutan )
6. Bulan Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab
Pada bulan Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab dianjurkan memperbanyak puasa. Dari seorang laki-laki dari Bahilah, bahwa dia menemui Rasulullah SAW dan berkata, wahai Rasulullah, aku adalah orang yang datang menjumpaimu pada awal tahun. Beliau bertanya, "Mengapa keadaanmu telah jauh berubah, padahal sebelumnya kamu berpenampilan bagus?". Dia menjawab, sejak berpiasah denganmu, aku tidak makan kecuali hanya pada malam hari. Beliau bertanya, "Kenapa engkau menyiksa dirimu?". Rasulullah kemudian bersabda, "Puasalah pada bulan ash-Shabar, yakni bulan Ramadhan, dan satu hari dari setiap bulan". Tambahkan lagi, karena aku mampu melaksanakannya, ujar orang itu. Beliau bersabda, "Puasalah dua hari (pada setiap bulan)". Tambahkan lagi, pinta laki-laki itu. Beliau bersabda, "Puasalah sehari pada bulan suci lalu berbukalah, kemudian puasa sehari lagi pada bulan suci lalu berbukalah, kemudian puasalah sehari pada bulan suci lagi lalu berbukalah". Ketika menyampaikan sabda itu, Rasulullah memberi isyarat dengan ketiga jari beliau dengan menggenggamkannya lalu melepaskannya(1). HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan Baihaki yang menyatakan sanad hadits ini baik.
Tidak ada keutamaan tertentu puasa dibulan Rajab ketimbag bulan-bulan yang lain, kecuali bulan tersebut bulan suci. Dan tidak ada satupun hadits shahih yang menjelaskan bahwa puasa pada bulan itu mempunyai keistimewaan secara khusus. Ada beberapa hadits dalam masalah ini, tetapi tidak dapat dijadikan sebagai landasan hokum.
Ibnu Hajar berkata, "Tidak ada hadits shahih yang dapat dijadikan sebagai landasan hukum terkait keutamaan bulan itu, puasa padanya, puasa pada hari-hari tertentu dariya atau melakukan ibadah pada malam harinya".
( berlanjut...........................
(1). Maksudnya, memberi isyarat supaya berpuasa selama tiga hari dan berbuka
pada tiga hari yang lain.
Fiqih Sunnah®