PUASA SUNNAH
(........................ lanjutan )
3. Hari Asyura dan sehari sebelum dan sesudahnya.
Dari Abu Hurairah ra., dia berkata, Rasulullah SAW pernah ditanya, shalat apa yang paling utama setelah shalat wajib?. Beliau menjawab, "Shalat sunnah ditengah malam". Beliau ditanya lagi, puasa apa yang paling utama setelah puasa Ramadhan?. Beliau menjawab, "Puasa di bulan Allah yang kalian namakan bulan Muharram". (HR. Ahmad, Muslim, dan Abu Daud)
Dari Muawiyah bin Abu Sufyan, dia berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,
"Hari ini adalah hari Asyura dan kalian tidak diwajibkan puasa pada hari ini. Sedangkan aku sekarang berpuasa pada hari ini. Siapa yang menghendaki, dia boleh berpuasa, dan siapa yang menghendaki dia boleh tidak berpuasa".
Muttafak Alih
Dari Aisyah ra., dia berkata, hari Asyura merupakan hari puasa orang-orang Quraisy pada masa jahiliah. Rasulullah SAW juga berpuasa pada hari Asyura. Begitu datang ke Madinah beliau tetap berpuasa Asyura dan menyuruh orang-orang untuk berpuasa. Pada hari itu. Tapi, setelah diwajibkan puasa Ramadhan, beliau bersabda,
"Siapa yang menghendaki, dia boleh berpuasa, dan siapa yang menghendaki, dia boleh meninggalkannya".
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Ibnu Abbas ra, dia berkata, Rasulullah datang ke Madinah dan menyaksikan orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Beliau bertanya, "Hari apa ini?". Mereka menjawab, hari ini adalah hari baik. Pada hari ini, Allah menyelamatkan Musa dan Bani Israel dari musuh mereka, lantas Musa berpuasa pada hari ini. Beliau bersabda, "Aku dan kalian lebih berhak daripada Musa". Kemudian beliau berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan puasa pada hari itu. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Musa al-Asy'ari ra, dia berkata, hari Asyura dirayakan oleh orang-orang Yahudi dan mereka menjadikannya sebagai hari raya. Melihat hal itu Rasulullah SAW bersabda, "Puasalah kalian pada hari ini (hari Asyura)".
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Ibnu Abbas ra, dia berkata, tatkala Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan berpuasa pada hari itu, mereka berkata, wahai Rasulullah, hari ini merupakan hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Beliau bersabda, "Jika masih bertemu dengan tahun depan insya Allah, kita berpuasa pada hari kesembilan". Ibnu Abbas berkata, tapi belum juga sampai tahun depan, Rasulullah SAW telah wafat . (HR. Muslim dan Abu Daud)
Dalam riwayat yang lain disebutkan, "Seandainya usiaku masih sampai pada tahun depan, sungguh aku akan berpuasa pada hari ke sembilan".
(HR. Ahmad dan Muslim) Maksudnya beserta hari Asyura.
Para ulama menyebutkan bahwa puasa Asyura ada tiga tingkatan, yaitu : pertama; puasa selama tiga hari, yaitu hari kesembilan, kesepuluh dan kesebelas. Kedua; puasa pada hari kesembilan dan kesepuluh. Ketiga; puasa hanya pada hari kesepuluh saja.
4. Hukum Merayakan Hari Asyura
Dari Jabir bin Abdullah ra, bahwa Rasulullah bersabda,
"Barangsiapa yang memberi kelapangan bagi dirinya dan keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan memberi kelapangan baginya sepanjang tahun". HR. Baihaki dalam asy-Syu'ab dan Ibnu Abdul Barr.
Hadits ini mempunyai riwayat lain, namun semuanya lemah. Tetapi riwayat yang satu dan yang lain saling menguatkan, sebagaimana yang dikatakan oleh Sakhawi.
( berlanjut..........................
Fiqih Sunnah®