N A S E H A T
( lanjutan..........
Di antara makna nasehat kepada kitab Allah adalah manusia menghormati Al-Qur'an yang mulia ini. Seperti tidak menyentuh Al-Qur'an kecuali ia dalam keadaan suci dari dua hadats; hadats kecil dan hadats besar. Berdasarkan sabda Rasulullah SAW. "Janganlah menyentuh Al-Qur'an kecuali dalam keadaan suci". Atau dari balik penghalang, karena orang yang menyentuh Al-Qur'an dari balik penghalang berarti ia tidak menyentuhnya secara langsung. Dan sebaiknya – bukan dalam arti wajib – tidaklah ia membaca Al-Qur'an; walaupun menghafal, kecuali dalam keadaan suci, karena ia termasuk penghormatan kepada Al-Qur'an.
Di antara makna nasehat kepada kitab Allah adalah tidak meletakkannya pada tempat yang menghinakannya, seperti tempat pembuangan sampah dan semisalnya. Oleh karena itu wajib berhati-hati terhadap apa yang dilakukan sebagian anak kecil ketika mereka telah selesai belajar di sekolah. Mereka melemparkan buku-buku pelajarannya di jalan-jalan atau di tempat sampah atau yang serupanya padahal di dalamnya ada mushafnya. Na'udzu Billah. Adapun meletakkan mushaf di atas tanah yang suci lagi baik, maka hal itu tidaklah mengapa dan tidaklah berdosa, karena hal ini tidak mengandung unsur penghinaan dan pelecehan terhadap Al-Qur'an. Hal ini sering terjadi pada sebagian orang ketika shalat, membaca mushaf dan tatkala ingin sujud, ia meletakkannya di hadapannya, ini juga tidak termasuk menghinakan mushaf dan tidaklah mengapa. Wallahu A'lam.
Adapun yang ketiga, sabda Nabi SAW, "Bagi Rasul-Nya" Nasehat bagi rasul mengandung beberapa poin :
Yang pertama, keimanan yang sempurna dengan risalahnya, sesungguhnya Allah telah mengutusnya bagi semua makhluk, baik bangsa Arab maupun non-Arab, baik bangsa manusia maupun jin. Allah Ta'ala berfirman,
"Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia".
(QS. An Nisaa : 79)
"Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (yaitu Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam". (QS. Al-Furqaan : 1)
"Tidaklah Kami mengutusmu (Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi sekalian alam". (QS. Al-Anbiyaa : 107)
Dan banyak sekali ayat yang menerangkan tentang hal ini. Kemudian beriman bahwa Muhammad SAW adalah utusan Allah untuk semua makhluk, dari bangsa jin maupun manusia.
Kedua, membenarkan beritanya, bahwa beliau adalah orang yang penuh dengan kejujuran, jujur terhadap yang ia kabarkan, dibenarkan apa yang diberitakan berupa wahyu, tidak dapat didustakan dan beliau Shallahu Alaihi wa Sallam tidaklah berdusta.
( berlanjut ..........
SyarahRiyadhus Shalihin®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar