Tidak Berpuasa pada Tnggal Sepuluh Dzul Hijjah
619. Bersumber dari Aisyah radhiyallahu anha., ia berkata, "Sama sekali aku tidak per-nah melihat Rasulullah SAW, berpuasa pada tanggal sepuluh Dzul Hijjah"
(Muslim III : 176)
Berpuasa di Hari Arafah
620. Berasal dari Abu Qatadah ra., bahwa ada seorang sahabat datang kepada Nabi SAW, lalu bertanya, 'Bagaimana cara engkau berpuasa ?'. Mendengar pertanya-an itu Rasulullah SAW sempat marah. Tatkala Umar melihat beliau SAW marah, ia menyatakan, 'Kami ridha Allah sebagai Rabb; Islam sebagai perdoman hidup dan Muhammad sebagai Nabi (akhir zaman). Kami berlindung kepada Allah dari murka-Nya dan dari murka Rasul-Nya'. Pernyataan itu diulang-ulang oleh Umar hingga kemarahan di wajah Rasulullah nampak mereda. Lalu Umar bertanya, 'Ya Rasulullah, bagaimana menurut engkau tentang orang yang berpuasa setahun penuh ?' Rasulullah SAW menjawab, "Dia tidak dianggap berpuasa dan tidak (pula) dianggap berbuka". Umar bertanya (lagi), 'Bagaimana menurut engkau tentang orang yang berpuasa dua hari dan berbuka dua hari ?'.Rasulullah SAW balik bertanya, "Adakah seseorang yang sanggup melakukan puasa tersebut ?". Umar (kembali) bertanya, 'Lalu bagaimana menurut engkau dengan orang yang berpuasa sehari dan berbuka sehari ?'. Rasulullah SAW menjawab, "Itulah yang disebut puasa Nabi Daud (alaihissalam)". Umar bertanya (lagi), 'Bagaimana de-ngan orang yang berpuasa sehari dan berbuka dua hari ?'. Rasulullah SAW men-jawab, "Aku suka hal itu, bila aku diberi kekuatan untuk mengerjakannya". Selan-jutnya Rasulullah SAW bersabda, "Berpuasa tiga hari setiap bulan, berpuasa dari Ramadhan sampai Ramadhan berikutnya adalah seperti berpuasa setahun penuh. Puasa dihari Arafah yang dikerjakan semata-mata mendambakan pahala dari Allah, dapat menghapus dosa setahun sebelumnya dan setahun berikutnya. Dan berpuasa pada hari Asyura yang dikerjakan semata-mata mencari pahala dari Allah, dapat menghapus dosa setahun sebelumnya".
(Muslim III : 167)
Ringkasan Shahih Muslim®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar