MEMERINTAHKAN YANG MA'RUF DAN
MENCEGAH YANG MUNKAR
( lanjutan................
196. Dari Abu Said Al-Hasan Al-Bashri, Sesungguhnya 'Aidz bin Amr Radhiyallahu Anhu masuk menjumpai Ubaidillah bin Ziyad, ia berkata, "Wahai anakku, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah Sahallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya sejelek-jeleknya pemimpin adalah adalah pemimpin yang zhalim, maka hati-hatilah agar tidak termasuk dari mereka. "Maka berkatalah Ubaidillah kepadanya, "Duduklah, sesungguhnya Anda termasuk sisa-sisa sahabat Muhammad Sahallallahu Alaihi wa Sallam". Maka 'Aidz berkata, "Apakah pada sahabat itu ada sisa-sisa, sesungguhnya sisa-sisa itu ada sesudah mereka dan selain mereka". (HR. Muslim)
197. Dari Hudzaifah Radhiyallahu Anhu, sesungguhnya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Demi Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya, hendaklah kalian benar-benar memerintahkan kepada yang ma'ruf dan benar-benar melarang dari kemungkaran, atau Allah akan menurunkan atas kalian suatu bencana, kemudian kalian berdoa kepada-Nya dan Dia tidak mengabulkan doa kalian".
(HR. At-Tirmidzi dan ia berkata, "Hadits ini hasan")
PENJELASAN
Penulis Rahimahullah berkata dalam riwayat yang dinukilnya dari Hudzaifah bin Al-Yaman Radhiyallahu Anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, hendaklah kalian benar-benar memerintahkan kepada yang ma'ruif dan benar-benar melarang dari kemungkaran, atau Allah akan menurunkan atas kalian suatu bencana, kemudian kalian berdoa kepada-Nya dan Dia tidak akan mengabulkan doa kalian". Sabda Rasulullah Sahallallahu Alaihi wa Sallam, "Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya". Ini adalah sumpah, Rasulullah bersumpah kepada Allah dengan lafazh tersebut, karena setiap jiwa hamba itu semuanya berada di tangan Allah Ta'ala, Dia akan memberi petunjuk kepada hamba-Nya jika Dia berkehendak, dan Dia juga akan menyesat-kannya jika Dia berkehendak, Dia mematikannya jika berkehendak dan membiarkannya tetap hidup jika Dia berkehendak. Sebagaimana firman Allah Ta'ala,
"Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu". (QS. Asy-Syams : 7-8)
Setiap jiwa itu hanyalah berada di tangan Allah. Karenanya Nabi Sahallallahu Alaihi wa Sallam bersumpah dengan lafazh tersebut dan beliau banyak sekali bersumpah dengan lafazh ini. Terkadang beliau bersumpah dengan lafazh, "Demi jiwa Muhammad yang ada di tangan-Nya" karena jiwa Muhammad adalah jiwa yang terbaik, maka beliau bersumpah dengan namanya itu yang dipandang sebagai jiwa yang terbaik, kemudian beliau menyebutkan hal yang beliau sumpahi, yaitu kita menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar atau Allah mengazab kita semua, sehingga tatkala berdoa kepada-Nya, Dia tidak mengabulkan doa kita. Kita memohon keselamatan kepada Allah. Ada beberapa hadits yang telah kita sebutkan yang menunjukkan wajibnya amar ma'ruf nahi mungkar serta peringatan bagi yang meninggalkan amar ma'ruf nahi mungkar.itu. Kita wajib memerintahkan kebaikan jika kita melihat saudara kita yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya, kita perintahkan dia dan kita peringatkan dia dari kelalaiannya tersebut. Jika kita melihat saudara kita berbuat kemungkaran, maka hendaklah kita mencegah dan memperingatkannya dari hal tersebut, sehingga kita menjadi umat yang satu, karena jika kita terpecah belah dan setiap kelompok mempunyai keinginan masing-masing, maka akan terjadi perselisihan, percekcokan dan perpecahan di antara kita. Tetapi, jika kita semuanya berkumpul dalam kebenaran, maka kita akan mendapatkan kebaikan, kebahagiaan dan kesuksesan.
Dalam hadits ini terdapat dalil yang menunjukkan bolehnya bersumpah tanpa diminta oleh orang lain untuk bersumpah. Akan tetapi, hal ini tidak pantas dilakukan, kecuali pada hal-hal yang memiliki kepentingan, maka seseorang boleh bersumpah atasnya. Adapun dalam hal-hal yang tidak memiliki kepentingan, maka seseorang tidak pantas untuk bersumpah, kecuali jika sumpahnya itu memperkuat sesuatu, maka hal ini tidaklah mengapa. Amar ma'ruf nahi mungkar adalah kewajiban agama yang paling penting, bahkan sebagian para ulama menjadikannya sebagai rukun keenam dalam rukum Islam. Yang benar, bahwa hal itu bukanlah rukun yang ke enam, tetapi sebagai kewajiban yang paling wajib. Apabila umat tidak melaksanakan kewajiban ini, maka mereka akan terpecah belah dan tercerai berai, masing-masing merreka memiliki metode yang akan dijalaninya. Akan tetapi, jika mereka melaksanakan amar ma'ruf nahi mungkar, maka metode mereka akan sejalan dan mereka menjadi umat yang satu, sebagaimana diperintahkan oleh Allah Ta'ala.
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah".
(QS. Ali Imran : 110)
( berlanjut ................
SyarahRiyadhus Shalihin®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar