Keutamaan Shalat Berjama'ah
dan Menanti Shalat
324. Berasal dari Abu Hurairah ra, ia mengatakan, Rasulullah SAW bersabda, "Seseorang yang mengerjakan shalat dengan berjama'ah akan memperoleh nilai tambah sebanyak dua puluh tiga sampai dua puluh sembilan derajat daripada kalau dia shalat sendirian di rumahnya. Hal itu karena apabila seorang di antara mereka berwudhu' dengan sebaik-baiknya kemudian dia pergi ke masjid hanya bermaksud hendak mengerjakan shalat maka setiap langkah yang diayunkan membuat dia diangkat satu derajatnya, dan di hapus darinya satu keburukan hingga dia masuk masjid. Apabila dia telah masuk masjid, maka di dalam shalatnya itu memperoleh sesuatu yang berguna. Para malaikat bershalawat kepada seorang di antara kalian sepanjang dia masih berada di tempat yang digunakan untuk mengerjakan shalat shalat tadi. Para malaikat itu akan berdo'a, 'Ya Allah, rahmatilah dia, Ya Allah, ampunilah dia, Ya Allah, terimalah taubatnya selama dia belum batal dan belum berhadats[1] disitu'".
(Muslim II : 128-129)
Keutamaan Shalat Isya' dan Shubuh
dengan Berjama'ah
325. Bersumber dari Abdurrahman bin Ali Amrah, ia berkata, 'Suatu hari, sesudah shalat Maghrib, Utsman bin Affan masuk ke masjid. Dia duduk sendirian, lalu kutemani dia. Dia berkata, 'Wahai keponakanku, sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SSAW bersabda, "Siapa saja yang mengerjakan shalat isya' dengan berjama'ah, maka sekan-akan ia mengerjakan shalat separuh malam; dan siapa saja yang mengerjakan shalat shubuh dengan berjama'ah, maka seolah-olah ia mengerjakan shalat semalam suntuk'"'.
(Muslim II : 125)
[1]. Selama dia tidak terkena hadats dalam riwayat mushannif disebutkan saya katakan : 'Apakah yang
membuatnya berhadats?' Dia berkata, 'Dia telah kentut'.
Dalam satu riwayat pada penyusun disebutkan, 'Abu Hurairah bertanya, 'Apakah yang dimaksud dengan
berhadats itu?'. Rasulullah menjawab, "Kentut yang tidak bersuara atau kentut yang bersuara".
Ringkasan Shahih Muslim®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar