MEMERINTAHKAN YANG MA'RUF DAN
MENCEGAH YANG MUNKAR
( lanjutan................
Kemudian juga, hendaknya orang memerintahkan kepada kebaikan dan yang melarang pada kemunkaran itu bersikap lembut dalam melaksanakannya, karena jika ia bersikap lembut, maka Allah Ta'ala akan memberikan padanya sesuatu yang tidak diberikan-Nya kepada orang lain yang bersikap kasar. Sebagaiman sabda Rasulullah SAW, "Sesungguhnya Allah akan memberikan kepada orang yang lembut sesuatu yang tidak diberikan kepada orang yang kasar". Jika kamu bersikap kasar dalam menasehati seseorang, maka bisa jadi orang tersebut akan lari dan mengambil jalan kemuliaan denganjalan dosa, tidak melaksanakan apa yang kamu katakan. Namun sebaliknya, jika kamu datang dengan sesuatu yang baik, maka akan bermanfaat baginya.
Disebutkan, bahwasanya pada masa lalu ada seorang akuntan yang sering memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari kemunkaran, dimana ia melewati seseorang yang sedang menggunakan untanya untuk menarik air dari sumur, ketika azan maghrib tengah berkumandang, kebiasaan orang ketika mengambil air dengan menggunakan unta, mereka bersenandung dengan sebuah syair untuk meringankan kerja unta. Karena unta – Maha Suci Allah – menjadi tenang dengan senandung syair. Maka datanglah sang akuntanbersama yang lainnya, ia berbicara kepada oraqng yang sedang mengambil air tadi dengan ucapan yang buruk, sedangkan orang ini dalam keadaan lelah sehingga hatinya merasa kesal dan memukul sang akuntan dengan tongkat yang panjang, maka buru-burulah ia pergi meninggalkan orang tersebut lalu pergi ke masjid dan bertemu seorang syaikh, salah seorang cucu syaikh Muhammad Abdul Wahab rahimahullah. Kemudian sang akuntan berkata, "Sesungguhnya aku telah berbuat demikian dan berbuat demikian, lalu orang ini memukulku dengan tongkatnya". Pada hari selanjutnya, pergilah Syaikh tersebut ke tempat orang yang mengambil air tadi sebelum matahari tenggelam, kemudian ia berwudhu dan meletakkan terompahnya diatas kayu yang dipahat, lalu terdengarlah azan Maghrib, beliau berdiri seakan-akan ingin mengambil terompahnya, kemudian beliau berkata kepada orang itu, "Ya Fulan, ya akhi, semoga Allah membalasmu dengan kebaikan, kamu megharapkan kebaikan dengan pekerjaanmu ini, dan kamu dalam keadaan baik, tetapi sekarang sudah azan, jika kamu pergi ke masjid dan shalat Maghrib, lalu kembali lagi maka pekerjaanmu tidaklah akan tersia-siakan". Ucapan yang lembut dan luwes. Kemudian orang itu berkata, "Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan", kemarin lewat disini seseorang yang tidak sopan, kemudian menghardikku, ia berkata kepadaku, "Kamu mencari manfaat dari keadaanmu, maka tidaklah ada manfaatnya bagimu", maka aku tidak bisa menahan diri dan akhirnya aku pukul ia dengan tongkatku, lalu Syaikh berkata,
"Perkara ini tidak perlu dengan pukulan, kamu orang yang berakal, berkatalah dengannya dengan ucapan lembut".
Kemudian orang itu menyandarkan tongkat-tongkat yang digunakan untuk memukul unta kemudian ia pergi (ke masjid) utnuk shalat maghrib dengan semangat.
Hal ini terjadi karena yang pertama, dia bermuamalah dengan sikap yang kasar, sedangkan yang kedua bersikap dengan sikap yang lembut. Jika kita tidak berhasil mengatasi masalah ini, maka hendaknya kita merenungi sabda Rasulullah SAW,
"Sesungguhnya Allah memberikan kepada orang yang lembut apa yang tidak diberikan kepada orang yang kasar",
Dan beliau bersabda,
"Tidak ada kelembutan pada sesuatu kecuali menghiasinya dan tidaklah kelembutan dicabut dari sesuatu kecuali mengotorinya".
Maka hendaklah bagi orang yang memerintahkan kebaikan untuk menjaga sikap ini, sikap lembut dalan amar ma'ruf nahi munkar.
( berlanjut ................
SyarahRiyadhus Shalihin®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar