Lailatul Qadar Jatuh pada Malam ke Dua Puluh Sembilan
638. Bersumber dari Zirr bin Hubaisy, ia menceritakan, Aku pernah bertanya kepada Ubai bin Ka'ab ra, bahwa saudaramu Ibnu Mas'ud mengatakan, 'Barangsiapa mengerjakan ibadah di waktu malam hari selama setahun niscaya ia akan mendapatkan Lailatul Qadar'. Kemudian Ubai bin Ka'ab berkata, 'Semoga Allah memberi rahmat kepadanya. Dia ingin kiranya manusia tidak terpancang pada hal itu saja. Tidakkah kamu tahu, sesungguhnya dia telah mengetahui bahwa Lailatul Qadar itu terdapat pada bulan Ramadhan, yaitu pada kesepuluh hari yang terakhir atau pada malam yang ke dua puluh tujuh'. Kemudian Ubai bin Ka'ab bersumpah bahwa sesungguhnya Lailatul Qadar memang turun pada malam yang ke dua puluh tujuh. Kemudian aku bertanya kepadanya, 'Wahai Abul Mundzir (panggilan akrab Ubai bin Ka'ab), apa dasarmu, kamu berani berkeyakinan seperti itu ?'. Ubai menjawab, 'Ada tanda-tandanya atau ada isyarat yang Rasulullah SAW pernah informasikan kepada kami. Yakni bahwa pada pagi harinya, matahari ketika terbit, sinarnya kelihatan suram'.
(Muslim III : 174)
Ringkasan Shahih Muslim®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar