N A S E H A T
( lanjutan..........
Di antara nasehat kpada Allah Ta'ala, menjadikan kecemburuannya karena Allah, maka dia akan cemburu karena Allah apabila larangan-larangan-Nya dilanggar. Seperti yang dilakukan Rasulullah SAW, sesungguhnya beliau tidaklah cemburu sama sekali karena dirinya, bagaimanapun yang dikatakan orang-orang janganlah cemburu karena dirinya. Akan tetapi, apabila ada yang melanggar larangan Allah maka beliau akan menjadi orang yang paling cemburu terhadap orang yang melanggar larangan-Nya itu. Manusia cemburu kepada Tuhannya, maka tidaklah dia mendengar seseorang yang memarahi Allah, mencaci maki Allah dan memperolok-Nya, kecuali dia cemburu dari semua hal itu, sehingga jika dia punya hak untuk membunuhnya, maka dia akan membunuhnya, karena ini termasuk nasehat kepada Allah Ta'ala.
Termasuk juga nasehat kepada Allah Ta'ala, bahwa Dialah yang menyebarkan agama yang disyariatkan bagi hamba-Nya, Dialah yang membatalkan tipu daya orang-orang yang berbuat tipu daya, menolak orang-orang yang menentang tuhan; orang-orang yang menolak agama dan menganggapnya sebagai kekangan, mengekang manusia dari kebebasannya. Pada hakikatnya, agama adalah pengikat kebebasan, karena manusia terikat kepada Allah 'Azza wa Jalla, dengan-Nya dan pada agama-Nya. Barangsiapa yang tidak terikat oleh hal ini, maka ia terikat oleh setan, dalam langkah-langkah setan, karena jiwa selalu berkeinginan jiwa siapa pun tidak akan pernah tenang, bahkan ia seharusnya mempunyai keinginan pada setiap sesuatu, baik itu pada kebaikan dan bisa juga pada keburukan.
Alangkah indahnya ucapan Ibnu Qayyim Rahimahullah dalam "An-Nuniyah", beliau berkata,
"Mereka lari dari perbudakan yang karenanya mereka diciptakan,
Tenggelam dalam perbudakan jiwa dan setan"
Mereka lari dari perbudakan yang karenanya mereka diciptakan, perbudakan apa yang karenanya kita diciptakan ? Yaitu Ibadah kepada Allah,
Allah Ta'ala berfirman :
"Tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia, kecuali untuk beribadah kepadaku".
(QS. Adz-Dzaariyaat : 56)
Tetapi mereka lari dari perbudakan yang paling sempurna kebebasannya, paling bahagia, menuju perbudakan jiwa dan setan.
Dan jiwa kita berlindung dari keburukannya memperbudak manusia, ia penuhi dengan hawa nafsu, maka jadilah ia tunduk dengan hawa nafsunya. Jika seseorang dikalahkan oleh hawa nafsunya, maka sirnalah akal, sebagaimana perkataan seorang penyair :
"Dua yang memabukkan, mabuk oleh hawa nafsu
dan mabuk minuman keras
Kapan bisa sadar orang yang dimabukkan oleh dua
yang memabukkan ini?"
Ia menyifati orang yang meminum khamer-Na'udzu Billah-ia berkata, "Sesungguhnya pemabuk itu sedang dilanda dua hal yang memabukkan, mabuk oleh hawa nafsu dan mabuk oleh minuman keras, maka kapan ia dapat sadar dari mabuknya?". Jelaslah bahwa hal ini sangat sulit diharapkan sadarnya.
Kesimpulannya, bahwa manusia menyembah kepada Allah Ta'ala bukan kepada jiwa atau setan, sehingga ia dapat melepaskan diri dari ikatan-ikatan yang tidak bermanfaat yang dapat membahayakannya.
( berlanjut ..........
SyarahRiyadhus Shalihin®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar