PERINTAH MENUNAIKAN AMANAT
( lanjutan ..............................
Ketiga, " .......Jika ia dipercaya maka dia khianat". Inilah yang dijadikan dalil dari hadits dalam bab ini. Orang munafik jika kamu mengamanatinya untuk menjaga harta, maka ia akan mengkhianatinya. Jika ia diberikan amanat untuk menjaga rahasia di antaramu, maka ia pun akan khianat. Jika diberikan amanat pada keluargamu ia juga khianat, jika ia diberikan amanat dalam hal jual-beli ia berkhianat kepadamu, sebagaimana jika kamu berikan ia amanat untuk menjaga sesuatu ia juga khianat padamu. Na'udzu Bilah. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam hatinya terdapat cabag dari cabang-cabang kemunafikan.
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mengabarkan dua perkara dengan hadits ini,
Pertama, memperingatkan kita dari sifat-sifat tercela, di antaranya tanda-tanda kemunafikan. Beliau khawatir bahwa Nifaq 'Amali akan berujung pada Nifaq I'tiqadi. Maka jadilah seseorang itu munafik dengan Nifaq I'tiqadi, ia keluar dari agama Islam, sedangkan ia tidak menyadarinya. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengabarkan kepada kita agar mewaspadai hal tersebut.
Kedua, beliau memperingatkan kita untuk tidak bersifat dengan sifat ini, kita mengetahui bahwa orang munafik itu menipu dengan mempermainkan kita, mengelabui kita dengan tutur katanya yang manis, karenanya lawan dari sifat ini adalah tanda dari keimanan. Orang mukmin jika ia berjanji maka ia akan menunaikannya, orang mukmin jika diberi amanat, ia akan menunaikan amanat tersebut dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Inilah yang disebut seorang mukmin, ketika berbicara ia jujur dalam pembicaraannya, ia mengabarkan sesuatu yang memang benar-benar terjadi.
Namun sangat disayangkan, banyak sekali orang yang bodoh di antara kita jika kamu berjanji kepadanya, dia mengatakan, "Perjanjian Inggris atau perjanjian Arab?" yakni bahwa orang Inggris selalu menepati janjinya, sedangkan orang Arab tidak, tanpa diragukan lagi bahwa dia telah dibodohi dan ditipu oleh orang-orang kafir ini, orang-orang Inggris ada yang muslim dan ada juga yang mukmin, akan tetapi sebagian besar mereka adalah kafir. Mereka memenuhi janji bukan untuk mencari ridha Allah, akan tetapi mereka ingin membaguskan eksistensi mereka di antara orang-orang yang ada dengan tujuan untuk membuat tipu daya terhadap mereka. Pada hakikatnya, orang mukminlah yang senantiasa menunaikan janji dengan sempurna, karenanya jika kamu ingin ketegasan, maka katakan kepada temanmu, "Kamu berjanji kepadaku, dengan perjanjian orang mukmin atau perjanjian orang munafik?" Nah itulah yang paling benar. Barangsiapa yang memenuhi janjinya, maka ia adalah seorang mukmin, dan barangsiapa yang mengingkari janjinya, maka dalam dirinya terdapat unsur kemunafikan.
m
( berlanjut ......................................
SyarahRiyadhus Shalihin®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar