Selasa, 28 Agustus 2012

Pembacaan Hadits Ba'da Shubuh 25082012

Permulaan  Adzan
 
190.    Bersumber dari Abdullah bin Umar ra, ia berkata, "Dahulu, ketika kaum muslimin sampai di Madinah, mereka berkumpul lalu memperkirakan waktu shalat, dan tidak ada seorang pun menyerukannya. Pada suatu hari, mereka memperbincangkan hal tersebut. Sebagian orang berkata, 'Buatlah terompet seperti terompetnya orang Nasrani'. Sebagian lagi berkata, 'Buatlah kentongan seperti kentongan orang Yahudi'. Kemudian Umar berkata, 'Mengapa kalian tidak menyuruh seseorang agar menyerukan shalat?'. Rasulullah SAW bersabda, "Wahai Bilal, berdirilah dan serukanlah shalat!'.
            (Muslim II : 2)
 
Sifat  Adzan
191.    Bersumber dari Abu Mahdzurah ra bahwa Nabiyullah SAW pernah mengajarkan adzan kepadanya, demikian : "(ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR);[1]  ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH,  ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH; ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH, ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Aku bersaksi bahwa tiada Ilah (yang patut di ibadahi) selain Allah. Aku bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah. Aku bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah". Kemudian beliau mengulangi lagi,[2]  ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH (dua kali); ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH (dua kali); HAYYA 'ALASH SHALAAH (Marilah mengerjakan shalat (dua kali)); HAYYA 'ALAL FALAAH (Marilah menuju kemenagan (dua kali))". Ishaq bin Ibrahim menambah,  ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR; LAA ILAAHA ILLALLAAH".
            (Muslim II : 3)
 
 
1.     Demikianlah yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim tentang asal usul Allahu Akbar sebanyak dua kali sedangkan pada sebagian jalur periwayatan menurut Abu Daud dan yang lainnya Allahu Akbar hanya empat kali ini adalah pendapat yang benar, sebagaimana yang aku jelaskan dalam kitab Shahih Abu Daud.
 
2.     Maksudnya mengangkat suaranya inilah yang dikenal oleh para ahli fikih, sedangkan kalangan Hanafian telah mengingkarinya tanpa alasan. Bahkan mereka menuduh Abu Mahdzurah atau minimal salah satu perawinya memiliki pemahaman yang dangkal, merka berkata : "Itu adalah suatu pengajaran yang tak berguna".
 
Ringkasan Shahih Muslim®

Tidak ada komentar: