Jumat, 25 November 2011

Pembacaan Hadits Ba'da Shubuh 25112011


Perang Khaibar
 
 
1180.  Bersumber dari Abu Hurairah ra, ia menuturkan, "Kami berangkat menuju Khaibar bersama Rasulullah SAW, lalu Allah memberikan kemenangan kepada kami. Kami tidak memperoleh rampasan perang berupa emas dan tidak (pula) perak, namun sekedar memperoleh harta, makanan dan pakaian. Kemudian bertolak menuju suatu lembah, sedangkan Rasulullah SAW disertai budaknya yang diberikan kepada beliau oleh seorang laki-laki dari daerah Juzdam yang bernama Rifa'ah bin Zaid dari Bani Dhubaib. Setelah kami turun kelembah, budak Rasulullah SAW itu berdiri untuk melepas barang bawaannya, kemudian ia terbidik anak panah sampai menemui ajalnya. Lalu kami berujar, 'Ya Rasulullah, untung dia gugur sebagai syahid !'. Lalu Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak. Demi Dzat yang diri Muhammad berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya pakaian yang dikenakannya akan menjadi api melahap dirinya; karena dia mengambil barang bawaan tersebut dari harta rampasan perang di Khaibar yang bukan jatahnya'". Lalu Abu Hurairah melanjutkan, "Para sahabat terkejut, lalu ada seorang laki-laki dengan membawa seutas atau dua utas tali, kemudian dia mengatakan, 'Ya Rasulullah, saya berhak mendapat jatah dari rampasan perang Khaibar !'. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, 'Seutas tali dari api neraka atau dua utas tali dari api neraka'"
            (Muslim I : 75)
 
 
 
Ringkasan Shahih Muslim®

Pembacaan Hadits Ba'da Maghrib 24112011


BAKTI  YANG  TERPUJI
 
Sungguh termasuk bakti yang paling baik, yaitu seseorang yang menghubungkan silaturahmi dengan teman sejawat ayahnya setelah ayahnya tiada.              
(Riwayat Bukhari dan Muslim melalui al-Mughirah)
 
Syarah/Penjelasan :
            Setelah orang tua meninggal dunia, pintu untuk berbakti kepadanya bagi seorang anak masih tetap terbuka. Diantaranya bakti yang paling utama terhadap orang tua setelah orang tua sudah tiada ialah menghubungkan silaturahmi dengan teman-teman dekat orang tuanya. Hal ini agak jarang kita lakukan. Setelah ayah kita meninggal biasanya silaturahmi dengan teman sejawat ayah menjadi putus. Sementara putusnya tali silaturahmi adalah hal yang dibenci oleh Allah. Sebagai salah satu upaya untuk terus menyambung tali silaturahmi dan bentuk bakti seorang anak kepada ayahnya maka anak yang harus tetap menjaga hubungan baik dengan teman sejawat ayah kita. Dengan menjaga tali silaturahmi kita akan mendapatkan banyak hikmah diantaranya banyak teman, banyak saudara, panjang umur dll. Indah bukan ?..
 
INDEKS Hadits & Syarah®

Pembacaan Hadits Ba'da Shubuh 24112011


Perang Dzatur Riqa'
 
 
1171.  Bersumber dari Abu Musa ra, dia menuturkan, "Kami pernah berangkat bersama Rasulullah SAW dalam suatu peperangan yang kala itu kami hanya berenam memiliki seekor unta yang kami tunggangi secara bergantian. Telapak kaki kami mengelupas, juga telapak kaki saya sendiri serta kuku kami pun lepas. Kami membalut kaki kami dengan kain kasar, sehingga peperang-an termaksud disebut perang Dzatur Riqa' (perang dengan memakai perban), sebab kala itu kami membalut kaki kami dengan kain kasar sebagai perban". Abu Burdah berkata, "Abu Musa menceritakan peristiwa tersebut, namun setelah itu dia menyesali. Seakan-akan dia tidak suka amal baiknya diketahui banyak orang". Dalam riwayat yang lain disebutkan, "Allahlah yang akan membalasnya".
            (Muslim V : 200)
 
 
 
Ringkasan Shahih Muslim®
 
 

Pembacaan Hadits Ba'da Isya 23112011


Keutamaan Membesuk Orang Sakit
 
 
            Ada beberapa hadits yang menjelaskan tentang keutamaan membesuk orang sakit. Diantaranya adalah :
 
          Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah bersabda, "Siapa yang membesuk orang sakit, maka ada penyeru yang memanggilnya, 'Sungguh baik (apa yang telah kamu lakukan), sungguh baik perjalananmu, dan kamu telah menyiapkan tempatmu di surga'"
 
          Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. Ia berkata sesung-guhnya Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah SWT berfirman pada hari kiamat nanti : "Wahai anak cucu Adam, Aku sakit, tapi kamu tidak menjenguk-Ku?. Anak cucu Adam menjawab, 'Bagaimana aku menjenguk-Mu sementara Engkau adalah Tuhan semesta alam ?'. Allah menanggapinya, 'Tidakkah engkau tahu, bahwa hamba-Ku fulan sedang sakit, tapi kamu tidak menjenguknya. Tidakkah kamu tahu, jika kamu menjenguknya, kamu akan mendapati semua itu di sisi-Ku ?'. 'Wahai anak cucu Adam, Aku memintamu makan, tapi kamu tidak memberi-Ku makan ?'. Anak cucu Adam berkata, 'Bagaimana aku memberi-Mu makan sementara Engkau adalah Tuhan semesta alam ?'. Allah menanggapinya seraya berfir-man, 'Tidakkah kamu ingat bahwa ada hamba-Ku yang meminta makan kepadamu tapi kamu menolaknya. Tidakkah kamu tahu, jika kamu memberinya makan, maka kamu akan mendapati-Ku semua itu di sisi-Ku ?'. Wahai anak cucu Adam, Aku memintamu minum, tapi kamu tidak memberi-Ku minum ?. Anak cucu adam berkata, 'Bagaimana aku memberi-Mu minum, sementara Engkau adalah Tuhan semesta alam ?'. Allah menaggapinya, 'Hamba-Ku, fulan memintamu minum, tapi kamu tidak memberinya minum. Tidakkah kamu tahu jika kamu memberinya minum, kamu akan mendapatinya di sisi-Ku,'"
 
          Dari Tsauban ra., ia berkata, Rasulullah bersabda, "Siapa yang membesuk orang yang sedang sakit, maka ia akan selalu berada di Khurfatul Jannah sampai ia pulang".
 
          Sayyidina Ali ra., berkata aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Tidakkah seorang Muslim menjenguk sesama Muslim (yang sedang sakit) di pagi hari, kecuali tujuh puluh ribu Malaikat berdoa untuknya  sampai datang waktu sore. Dan jika ia menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu Malaikat akan mendoakannya sampai datang waktu pagi, dan baginya buah-buahan yang segar di surga".
(HR. Tirmidzi). Dia mengatakan bahwa hadits ini hasan.
 
 
Fiqih Sunnah®