Jumat, 22 Juli 2011

Pembacaan Hadits Ba'da Maghrib 21072011

KEUTAMAAN  PUASA  ARAFAH
 
  1. Dari Abu Qathadah ra,. ia berkata : Rasulullah  SAW pernah ditanya tentang puasa hari  Arafah, kemudian beliau menjawab : "Puasa itu melebur dosa satu tahun yang lewat  dan yang tinggal".
 (HR. Bukhari)
 
  1. Dari Ibnu Abbas  ra., bahwasanya "Rasulullah SAW berpuasa Asyura dan memerintahkan supaya orang-orang berpuasa".
(HR. Bukhari dan Muslim)
 
  1. Dari Abu Qathadah ra., bahwasanya Rasulullah pernah ditanya tentang puasa hari  Asyura, kemudian beliau menjawab : "Puasa itu dapat  menebus dosa setahun yang telah lewat".
(HR. Muslim)
 
  1. Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata Rasulullah SAW bersabda : "Sungguh seandainya aku masih sampai pada tahu depan, niscaya aku akan puasa Tasu'ah pada hari kesembilan (dari bulan Muharram)".
(HR. Muslim)
 
 
®Riyadhus Shalihin

Pembacaan Hadits Ba'da Isya 21072011

SESEORANG  YANG  MENINGGAL  DUNIA  DAN  MASIH MEMPUNYAI  TANGGUNGAN  PUASA
 
            Apabila seseorang meninggal dunia, sedangkan dia masih mempunyai tanggungan untuk mengqadha' shalat yang pernah ditinggalkan, menurut ijma' ulama, tidak sorangpun dibolehkan mengqadha shalat yang ditinggalnya, baik wali (orang yang masih memiliki hubungan darah) maupun orang lain. Demikian pula, seseorang yang tidak mampu berpuasa, tidak seorangpun yang dibolehkan menggantikan puasanya jika dia masih hidup. Tetapi, jika dia sudah meninggal dunia, sedangkan dia masih mempunyai tanggungan untuk mengqadha'  puasa yang pernah ditinggalkan dan sebelum kematiannya dia mampu untuk puasa, dalam hal ini, para ulama berselisih pendapat mengenai hukumnya. Menurut mayoritas ulama, diantaranya Abu Hanifah, Malik, dan Syafi'i dan ini termasuk pendapat yang masyhur, keluarganya tidak dibolehkan menggantikan puasa, namun dia diharuskan memberikan satu mud makanan untuk setiap hari sebanyak hari yang ditinggalkan.
            Pendapat yang kuat menurut mazhab Syafi'i, keluarganya dianjurkan menggantikan puasa sesesorang yang meninggal dunia supaya siorang yang sudah meninggal dunia terbebas dari kewajiban. Dan keluarganya tidak perlu membayar fidyah dengan memberikan makanan (kepada fakir miskin). Masuk dalam kategori wali adalah sanak kerabat, baik kedudukannya sebagai ashabah (ahli waris utama,seperti anak) atau ahli waris biasa atau yang lainnya.
            Seandainya ada orang lain yang bersedia menggantikan puasanya, maka apa yang dilakukan nya sah jika mendapat persetujuan dari keluarganya. Jika tidak, maka puasanya tidak sah. Para ulama berpedoman pada hadits yang diriwayatkan oleh Akhmad, Bukhari dan Muslim dari Aisyah, bahwa Rasulullah bersabda : "Siapa yang meninggal dunia sedangkan dia masih mempunyai kewajiban puasa, hendaknya wali (keluarga)nya menggantikan puasanya". Bazzar menambahkan dengan redaksi "jika dia mau".
            Imam Bukhari, Muslim, Akhmad, Tirmidzi, Nasa'i, Abu Daud dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa seorang laki-laki menemui Rasulullah lalu bertanya, wahai Rasulullah, ibuku sudah meninggal dunia, padahal dia masih mempunyai kewajiban untuk membayar puasa selama satu bulan, apakah aku diperbolehkan untuk menggantikannya ?. Beliau bersabda, "Seandainya ibumu mempunyai hutang, apakah engkau juga membayar hutangnya ?". Dia menjawab iya. Rasulullah SAW lantas bersabda : "Maka, hutang kepada Allah lebih berhak untuk ditunaikan".
            Imam Nawawi berkata : 'Pendapat inilah yang benar dan terkuat yang juga menjadi pegangan kami'. Pendapat ini diakui sebagai pendapat yang paling  kuat oleh penganut mazhab kami, yang mana mereka adalah para ulama fikih.

KETENTUAN  WAKTU  BAGI  NEGARA-NEGARA  YANG WAKTU SIANG  LEBIH PANJANG  DARIPADA  WAKTU  MALAM
 
            Para ulama fikih berbeda pendapat mengenai ketentuan waktu bagi negara-negara yang waktu siangnya lebih panjang ketimbang waktu malamnya. Negara manakah yang dijadikan patokan bagi penduduk negara yang mempunyai iklim seperti ini ?.
            Ada yang berpendapat, untuk menetapkan waktu, mereka harus berpedoman pada negara tempat turunnya syari'at Islam, yaitu Mekkah dan Madinah. Namun ada pula pendapat yang mengatakan, mereka berpedoman pada negara tetangga yang terdekat.
 
Fiqih Sunnah II – Sayyid Sabiq®

Satukan arah

-----Original Message-----
From: forsimpta [mailto:forsimpta@dakwahkantor.com]

Satukan arah..

 

Assalaamu ‘alaikum Wr. Wb.

 

Sahabat seiman..,

Dapatkah kita rasakan hati ini kembali berdegup dan bergejolak mencari tambatannya, adakah yang dapat menenangkannya, adakah yang dapat memuaskannya, selain Dia yang menggenggamnya. Simaklah ayat berikut, artinya:

“Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka Telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus". (Q.S. Al Baqoroh: 142)

 

Sahabat seiman..,

Sekian lama diri ini terbungkuk dalam sholat, betapa banyak kening ini sujud bermunajat, dan begitu sering diri ini jatuh tersimpuh di hadapan-Nya.. tetapi kapan lelah pikir ini menemukan, bilakah jerih peluh ini menterjemahkan setiap hikmah yang terurai mengantarkan ke pintu hidayahnya, di saat kita tengah bergelut dengan aktifitas kerja, saat kita berkemelut dengan indahnya rayuan syaitan, dan kala kita mencoba tetap terseyum di himpitan masalah..

 

Sahabat seiman..,

Dapatkah kita singkap keanehan dalam diri, dua peran berbeda yang selalu ditampilkan.. yaitu saat wajah ini terhadap tepat ke Ilahi Rabbi dalam sholat, namun kemanakah tatapan ini saat ia mencari rezeki..? ke arah mana nurani ini ia lemparkan saat kita memerankan posisi..? seakan kita tak kenal arah, seolah kita tak tahu tujuan dari ibadah kita..

        

Ya Allah.. kuingin Kau hadir dalam setiap tujuan langkah kami, dalam setiap tatapan mata kami, dalam setiap desah nafas kami, membimbing kami agar kami menjadi sebenar-benar hamba-Mu ya Allah! Selamat beraktifitas! (SaiBah)



"This e-mail (including any attachments) is intended solely for the addressee and could contain information that is confidential; If you are not the intended recipient, you are hereby notified that any use, disclosure, copying or dissemination of this e-mail and any attachment is strictly prohibited and you should immediately delete it. This message does not necessarily reflect the views of Bank Indonesia. Although this e-mail has been checked for computer viruses, Bank Indonesia accepts no liability for any damage caused by any virus and any malicious code transmitted by this e-mail. Therefore, the recipient should check again for the risk of viruses, malicious codes, etc as a result of e-mail transmission through Internet.”

Kamis, 21 Juli 2011

Pembacaan Hadits Ba'da Shubuh 21072011

KEUTAMAAN  BERPUASA  DIJALAN  ALLAH
 
 609.  Bersumber dari Abu Said al-Khudri ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Tidaklah seorang hamba berpuasa dijalan Allah, melainkan karena puasa tersebut  pasti Allah akan menjauhkan wajahnya dari neraka sejauh perjalanan tujuh puluh musim". 
(Muslim III:159)
 
610. Bersumber dari Abu Hurairah ra, ia berkata Rasulullah SAW bersabda : "Puasa yang paling utama selain bulan Ramadhan ialah puasa dibulan Allah, yaitu bulan Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama selain shalat  fardhu ialah shalat malam".
(Muslim III:169)

Bahagia tanpa kotoran

-----Original Message-----
From: forsimpta [mailto:forsimpta@dakwahkantor.com]

Bahagia tanpa kotoran

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Sahabat seiman, kumpulkan kembali sisa-sisa energi, perbaiki yang rusak, tambah yang kurang, sempurnakan yang cacat, selalu ada stock onderdilnya, selalu terbuka bengkel reparasinya, selalu siap para petugasnya, tak ada antrian, dan tak ada kata terlambat.., hanya saja membutuhkan kesungguhan dan kemauan kita tuk mengunjunginya.. dan hanya yang telah mengunjunginya yang akan tahu kahasiatnya dan tertarik untuk merawatnya..

Sahabat seiman..,
Bayangkan kesegaran orang yang terbangun dari tidurnya melepaskan beban kantuk yang menjajahnya, tataplah kebugaran orang yang selesai olah raga membuang lemak yang terbakar keluar dalam cairan kotor keringat, perhatikan kepuasan orang yang keluar dari hammam selesai membuang hajat yang membebani perutnya.. renungkan pula betapa leganya rasa setelah mengeluarkan kotoran muntah bagi orang yang terserang masuk angin.. ternyata semua yang membebani hidup adalah kotoran yang menjadi beban, dan kepuasan rasa memuncak setelah kotoran itu dapat kita buang..

Aneh bila masih ada yang mempertahankan kotoran, sesuatu yang menjadi sumber masalah.., masihkah ada orang yang lahap mengkonsumsi barang haram, merampas hak orang lain, menggunakan fasilitas yang bukan haknya, malalaikan kewajibannya..lalu dia tersenyum dan tertawa bergembira, dikira itu bahagia namun sebenarnya ia adalah sengsara, sebenarnya ia sedang mencoba menyembunyikan bahaya, ia sedang berusaha melupakan ancaman, menampakan kesenangan padahal ia merintih lara menyembunyikan siksa..

Sahabat seiman..,
Jika kita begitu alergi dengan kotoran fisik dan berusaha membuangnya dan berlari darinya, seharusnya kita lebih fahami bahwa berlari menuju dosa dan maksiat berarti mengotori hati, merusak diri, sikap, perilaku, perasaan dan menuju kebinasaan. Lebih aneh lagi jika itu dilakukan oleh orang yang selalu merintih dari permasalahan, mencari penyelesaian, dan mengejar ketenangan..

Sahabat seiman,
Hari ini akan kita lalui lagi, kita akan mencari ketenangan, kenyamanan, dan kebahagiaan, manakah jalan yang akan kita pilih..? akankah kita membuang kotoran dan membersihkan diri.. ? ataukah kita biarkan diri kita tercebur di kubangan dosa dan lumpur maksiyat..?

Sahabat.. Kuyakin kau tahu jawabannya..! semoga sukses dunia akhirat..! (SaiBah)

"This e-mail (including any attachments) is intended solely for the addressee and could contain information that is confidential; If you are not the intended recipient, you are hereby notified that any use, disclosure, copying or dissemination of this e-mail and any attachment is strictly prohibited and you should immediately delete it. This message does not necessarily reflect the views of Bank Indonesia. Although this e-mail has been checked for computer viruses, Bank Indonesia accepts no liability for any damage caused by any virus and any malicious code transmitted by this e-mail. Therefore, the recipient should check again for the risk of viruses, malicious codes, etc as a result of e-mail transmission through Internet."

Rabu, 20 Juli 2011

Pembacaan Hadits Ba'da Maghrib 20072011

KEUTAMAAN  PUASA  MUHARRAM  DAN SYA'BAN
 
3.    Dari Mujibah al-Bahiliy dari bapaknya atau pamannya, sesungguhnya ia  mendatangangi Rasulullah SAW, kemudian kembali pulang dan ia datang lagi setelah setahun, telah berubah bentuk  dan rupanya, maka berkata : "Wahai Rasulullah, apakah anda tidak mengenalku ?". Beliau balik bertanya : "Siapa kamu ?". Ia menjawab : "Saya al-Bahiliy yang datang kepada anda setahun yang lalu". Rasulullah SAW bertanya : "Lalu apa yang merubah (bentuk dan keadaan) kamu, padahal kamu dulu punya rupa yang bagus ?!". Ia menjawab : "Aku tidak pernah makan semenjak berpisah dengan anda kecuali dimalam hari". Maka Rasulullah SAW bersabda : "Kamu telah menyiksa diri sendiri !". Kemudian bersabda : "Puasalah pada bulan sabar (Ramadhan), dan sehari dalam tiap bulannya !". Ia berkata : "Tambah lagi wahai Rasul, karena aku masih kuat". Beliau berkata : "Puasalah dua hari !". Ia berkata lagi : "Tambah lagi !". Kemudian beliau berkata : "Puasalah tiga hari !". Ia berkata : "Tambah lagi !". Beliau menjawab : "Puasalah dari bulan-bulan haram, lalu tinggalkan, puasalah dari bulan-bulan haram lalu tinggalkanlah, puasalah dari bulan-bulan haram, dan tinggalkanlah !". Beliau mengumpulkan tiga jarinya, kemudian melepaskannya".
(HR  Abu Daud)

Pembacaan Hadits Ba'da Maghrib 19072011

KEUTAMAAN  PUASA  MUHARRAM  DAN SYA'BAN
 
1.    Dari Abu Hurairah ra,. ia berkata : Rasulullah SAW, bersabda : "Puasa yang paling utama sesudah puasa pada bulan Ramadhan ialah puasa pada bulan Muharram. Dan Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu ialah shalat malam."  
(HR  Muslim)
2.    Dari 'Aisyah ra., ia berkata : "Tidak pernah Rasulullah SAW berpuasa dari suatu bulan yang lebih banyak daripada bulan Sya'ban. Sungguh beliau berpuasa penuh pada bulan Sya'ban."
(HR  Bukhari dan Muslim)
Dan didalam riwayat yang lain dikatakan : "Beliau berpuasa pada bulan Sya'ban, kecuali sedikit (beberapa hari saja tidak berpuasa)".