Rabu, 12 September 2012

Pembacaan Hadits Ba'da Isya' 04092012

N A S E H A T
 
( lanjutan..........
Dan yang terpenting dari makna nasehat kepada pemimpin umat Islam dalam ilmu dan agama adalah tidak membuka aurat mereka, bahkan berupaya untuk mencari alasan untuk mereka. Tidak salah kalau harus menghubunginya jika dia ingin memastikan dari sesuatu yang dia dengar dan dia pandang keliru. Jika dia menghubunginya, mungkin dia bisa menjelaskan kepadanya. Mungkin pula ia menjelaskan sesuatu yang tidak dia ketahui yang disangkanya keliru. Terkadang juga tersamar oleh sesuatu sehingga Anda bisa mengingatkannya, dan jadilah Anda orang yang disyukuri dalam hal ini. Telah berkata orang pertama yang menjamin imam dalam agama dan kepemerintahan setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam – Abubakar Radhiyallahu Anhu – ketika beliau berkhutbah pada khutbah pertamanya, beliau berkata kepada manusia dan beliau berbincang kepada mereka, juga berbicara tentang dirinya, "Jika aku salah maka luruskanlah", semua itu karena kita adalah manusia, maka luruskanlah saudaramu apalagi seorang ahli ilmu, karena orang yang alim bencananya sangatlah besar, jika ia benar maka Allah akan memberikannya petunjuk – dengan dakwahnya – pada orang banyak, dan jika ia keliru maka banyak orang yang tersesat dari kedua tangannya. Karenanya kesalahan orang alim adalah sebuah kesalahan besar.
 
Karenanya aku katakan, "Wajib bagi kita untuk menjaga harga diripara ulama, membela mereka, mencari uzur untuk kesalahan mereka, tidak masalah untuk menghubungi mereka, bertanya kepada mereka, membahasnya bersama mereka, dan bertukar pikiran bersama mereka sampai kita benar-benar menjadi orang yang ikhlas, menjadi penasehat bagi pemimpin umat Islam.
 
Bagian kedua dari pemimpin umat Islam adalah pemimpin dalam kepemerintahan, mereka adalah para amir (presiden, gubernur dan semisalnya dari pejabat pemerintahan), para pemimpin ini pada umumnya banyak kelirunya ketimbang para ulama. Karena kekuasaan terkadang menjadikannya mulia dengan perbuatan dosa, maka ia ingin menjalankan kekuasaannya dengan benar dan keliru. Nasehat kepada mereka yaitu dengan mencegah kejahatannya, dan tidak menyebarkannya diantara manusia, serta terus berusaha menasehati mereka sekuat kemampuan kita. Secara langsung jika memang kita mampu melakukannya, atau dengan tulisan jika kita tidak mampu secara langsung, atau dengan cara menghubungi orang yang berhubungan dengannya jika kita mampu menulis, karena terkadang orang-orang tidak mampu menuliskannya kepada mereka, jika menulis itu tidak sampai kepada penanggung jawabnya, maka kita hubungi orang yang beranggung jawab untuk memperingatkannya, maka ini termasuk nasehat.
 
Adapun menyebarkan kejelekan mereka, maka ini tidak hanya permusuhan kepada pribadinya saja, akan tetapi permusuhan pribadi kepada mereka sekaligus permusuhan umat, karena jika kebencian umat kepada para pemimpin telah memenuhi dada mereka, maka mereka tidak akan menaati pemimpinnya, dan akan melemparkan tuduhan pada mereka. Pada saat ini, terjadilah kekacauan, tersebarlah ketakutan, dan hilanglah rasa aman, jika masih tersisa kewibawaan pemerintah dalam hati masyarakat, maka merekapun tetap berwibawa, perintah mereka terjaga begitu juga aturannya yang tidak menyeleweng dari syariat.
 
Yang terpenting bahwa pemimpin umat harus mencakup dua bagian ini, pemimpin agama; mereka adalah para ulama, dan pemimpin pemerintahan; mereka adalah para penguasa. Jika anda ingin mengatakan, maka katakanlah pemimpin penjelas dan pemimpin kekuasaan. Pemimpin penjelas adalah para ulama yang memberikan penjelasan kepada masyarakat. Sedangkan pemimpin kekuasaan adalah para pejabat yang melaksanakan syariat Allah dengan kekuatan kekuasaannya. Karenanya pemimpin umat Islam, baik pemimpin agama maupun pemimpin pemerintahan, wajib kita untuk menasehatinya dan terus berusaha melaksanakan nasehat itu kepada mereka, membela mereka menutupi aib-aibnya, dan hendaklah kita bersama mereka jika mereka keliru dengan menjelaskan kekeliruan tersebut antara kita dan mereka, karena terkadang kita berkeyakinan bahwa orang alim ini keliru atau pejabat ini keliru, jika kita bertukar pikiran dengan mereka maka akan jelas bagi kita ternyata mereka tidak keliru. Sebagaimana yang sering terjadi.
 
Terkadang juga sesuatu itu sampai kepada kita dari para ulama atau pejabat ini bukan dalam bentuk yang sebenarnya, bisa jadi karena maksud buruk dari para pembawa berita. Karena sebagian orang – Na'udzu Billah – sangat suka menyebarkan keburukan para ulama dan penguasa, maksud buruk ini akan meruntuhkan mereka terhadap apa yang tidak pernah mereka katakan, menghubungkan mereka kepada sesuatu yang tidak pernah mereka lakukan. Maka seharusnya apabila kita mendengar dari para ulama atau pejabat apa yang kita pandang salah hendaknya menasehati dengan cara menghubunginya, bertukar pikiran dengannya, menjelaskan titik permasalahannya sehingga semuanya menjadi jelas.
 
Adapun bagian terakhir dari hadits, "..... dan mereka semua (awam)". Yakni menasehati orang-orang muslim secara umum, dengan mendahulukan para pemimpin atas mereka, karena jika pemimpin itu baik, maka baik juga masyarakatnya, jika para itu baik, maka akan baiklah masyarakatnya, dan jika para ulama baik, maka baiklah umatnya, karena semua itu bermula dari mereka. Perlu diketahui, bahwa pemimpin umat Islam; yang dimaksud disini bukan pemimpin yang memiliki kepemimpinan yang besar, tapi yang dimaksud adalah yang lebih umum dari itu. Setiap orang yang memiliki kekuasaan walaupun di madrasah (sekolah), maka itu juga dianggap pemimpin umat Islam jika ia bisa dinasehati dan berbuat baik, maka baiklah orang yang berada dibawah kepemimpinannya.
 
( berlanjut ..........
SyarahRiyadhus Shalihin®

Tidak ada komentar: