Kamis, 29 Desember 2011

Pembacaan Hadits Ba'da Isya 28122011

Niyahah (Meratap)
 
Kata Niyahah merupakan akar kata dari Nuh, yang artinya suara yang keras saat menangis. Ada banyak hadits yang menjelaskan tentang larangan meratap atas meninggalnya seseorang. Salah satunya adalah hadits yang bersumber dari Abu Malik al-Asy'ari. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Ada empat perilaku diantara umatku yang merupakan perilaku jahiliah tidak mereka tinggalkan (dengan sepenuhnya) : Berbangga dengan keturunan, mencela keturunan orang lain, meminta hujan kepada ahli nujum, dan meratap"  (HR. Muslim)
           
Rasulullah SAW bersabda, "Seorang wanita yang meratap (atas kematian orang lain) dan ia belum bertaubat sebelum meninggal dunia, maka ia akan dibangkitkan di hari kiamat nanti dengan mengenakan baju kurung yang terbuat dari ter dan badannya penuh luka". (HR. Muslim)
 
            Ummu Athiyyah berkata, Rasulullah SAW meminta kami untuk berjanji agar kami tidak meratapi orang yang meninggal dunia.
Al-Bazzar meriwayatkan dengan sanad yang dapat dipercaya, Rasulullah SAW bersabda, "Ada dua suara yang dilaknat  didunia dan di akhirat : Seruling saat men-dapat kenikmatan dan ratapan saat tertimpa musibah".
 
            Dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim diriwayatkan dari Abu Musa, dia berkata, "Saya terlepas dari orang yang Rasulullah SAW terlepas darinya. Sungguh Rasulullah SAW berlepas diri dari seorang perempuan yang mengeraskan suaranya dengan tangisan dan ratapan ketika musibah menimpanya, perempuan yang memotong rambutnya ketika musibah menimpanya dan perempuan yang menyobek bajunya ketika musibah menimpanya". (HR. Bukhari)
 
            Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas ra., Dia berkata Rasulullah membaiat kaum wanita agar tidak meratap. Mereka berkata, Wahai Rasulullah, sesungguhnya para wanita dimasa jahiliah menjadikan ratapan sebagai penenang jiwa, mungkinkah kami melakukannya dalam Islam ?. Rasulullah SAW menjawab, "Tidak ada ratapan dalam Islam"
(HR. Ahmad)
 
Fiqih Sunnah®

Tidak ada komentar: